BENGKULU RU.ID - Dalam meningkatkan kapasitas mahasiswanya, Universitas Pertamina (UPER) tidak hanya fokus pada bidang akademik saja tetapi juga dari sisi jiwa kepemimpinan. Terbukti untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan tersebut, UPER memberikan kegiatan workshop kepemimpinan bertajuk Lead Up untuk para mahasiswa.
Disampaikan Koeshartanto, kemampuan beradaptasi hal pertama yang dibutuhkan dalam kepemimpinan. Karena saat ini dunia mulai dihadapkan pada situasi yang penuh dengan perbedaan dan ketidakpastian.
"Tentu ini dapat memengaruhi kesuksesan organisasi. Untuk mengelolanya, para pemimpin muda berlomba-lomba untuk menciptakan lingkungan organisasi yang setara, inklusif, dan kondusif," ungkap Direktur SDM PT. Pertamina (Persero) Periode 2018-2021.
Senada disampaikan Founder Helix Lab, Hendry Ramadhan, penting untuk menjadi agile leader. Mengingat pemimpin yang lincah dan cekatan, secara langsung menciptakan budaya dan keseharian organisasi yang juga dinamis terhadap perubahan.
"Jadi pemimpin harus dapat dengan cepat beradaptasi terhadap perkembangan teknologi," katanya.
Dibagian lain Pembina & Founder Yayasan Inovasi Sosial Berkelanjutan, Edy Fajar Prasetyo menyampaikan, kemampuan mengelola konflik juga dibutuhkan dalam kepemimpinan.
"Keberhasilan seorang pemimpin selalu dinilai dari keputusan yang dibuatnya. Untuk mengambil keputusan efektif, pemimpin perlu belajar dari pengalaman manajemen sebelumnya," jelas Edy.
Sementara Direktur Utama PT. Migas Hulu Jabar ONWJ, Ryan Alfian Noor mengemukakan, keterampilan memotivasi anggota tim harus dimiliki seorang pemimpin. Untuk mencapai tujuan organisasi, seorang pemimpin sebisa mungkin menciptakan lingkungan kerja positif. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membangun komunikasi interaktif dengan para anggota tim yang memiliki beragam kepribadian.
"Interaksi dan komunikasi pro-aktif seorang pemimpin kepada anggota sebagai salah satu kunci keberhasilan tujuan organisasi. Seorang pemimpin harus dapat memberikan kepercayaan dan memiliki kepekaan terhadap semua anggota tim. Dengan demikian, pemimpin dapat mengajarkan sikap saling menghormati, yang tentunya akan berpengaruh terhadap budaya organisasi,” singkatnya. (tux)