BENGKULU RU.ID - Dalam mengatasi permasalahan stunting khususnya di Provinsi Bengkulu, semua elemen diharapkan bisa bersinergi dan berperan aktif. Terutama dalam pelaksanaan program pembangunan untuk penangangan permasalahan stunting, sehingga nantinya upaya tersebut bisa mencapai apa yang sudah ditargetkan.
Wakil Gubernur Bengkulu, Dr. E. H. Rosjonsyah mengatakan, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) yang sudah dibentuk dan di-SK-kan tentunya harus mampu menjadi leader, motor atau yang terdepan dalam pencegahan stunting ini di tengah-tengah masyarakat.
"Agar penurunan stunting bisa dicapai," ungkap Rosjonsyah yang juga merupakan Ketua TP2S Provinsi Bengkulu.
Menurutnya, selaku TP2S tentunya bukan hanya sebatas itu, tetapi bagaimana bisa merangkul berbagai elemen ataupun pihak untuk turut berperan aktif dalam mencegah stunting. Masalah inti stunting inikan soal gizi dan kebersihan. Misalkan belum terpenuhinya ketercukupan gizi beragam dan seimbang, lalu akses air bersih, jamban sehat dan lainnya.
"Apalagi program mengatasi stunting ini sudah terdapat di setiap OPD. Mulai dari meruba prilaku, bangunan fisik semua sudah lengkap dan jelas tinggal tancap gas menjalankan untuk menurunkan angka stunting di Bengkulu menjadi 12 persen pada tahun 2024 nanti," tegasnya.
Lebih jauh dikatakannya, dipastikan dirinya bakal mengontrol langsung program yang dijalankan untuk percepatan penurunan stunting di OPD masing-masing dan turun langsung ke lapangan. Saat ini angka stunting di Provinsi Bengkulu 22 persen, dan harus diturunkan menjadi 12 persen.
"Makanya peran berbagai pihak dibutuhkan," kata Rosjonsyah.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Rusman Efendi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah konvergensi.
"Seperti membentuk TP2S provinsi, kabupaten/kota hingga kelurahan/desa. Selain itu, di Bengkulu terdapat Satuan Tugas (Satgas) TP2S Provinsi Bengkulu hingga kabupaten/kota," singkatnya. (tux)