Terdata Lebih Tujuh Kasus Postif PUTRI HIJAU RU.ID - Ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) yang diduga dipicu pergantian cuaca sejak akhir April hingga bulan Mei ini, mulai menimbulkan kekhawatiran. Informasi yang berhasil dihimpun RU hingga Senin (16/5) kemarin. Sejumlah kasus positif DBD mulai menyerang masyarakat di Kecamatan Putri Hijau. Seperti hanya terjadi dan dialami warga di Desa Pasar Sebelat, dilaporkan terdapat tujuh kasus positif DBD yang didukung oleh hasil uji laboratorium terhadap pasien anak dan remaja. Tindakan konkret dari dinas terkait tengah dinantikan oleh masyarakat untuk mencegah kasus yang lebih luas. \"Khusus di desa kami, total ada tujuh kasus positif DBD. Semua pasiennya dari kalangan anak-anak dan remaja,\" ujar Kades Pasar Sebelat, Zamari. Zamari mengaku, peningkatan kasus positif DBD ini sudah ditindaklanjuti oleh pemerintah desa dengan pengajuan fogging ke Dinkes BU. Zamari berharap, usulan yang sudah disampaikan itu, direspon dan ditindaklanjuti. Zamari khawatir, bila tindakan pencegahan melalui fogging tidak disegerakan, DBD berpotensi meluas dan menimbulkan risiko kematian bagi pasien. \"Kita sudah kirimkan surat ke Dinkes agar dilakukan fogging. Mudah-mudahan segera ditindak lanjuti supaya kasus tidak meluas, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa,\" desaknya. Terpisah, Camat Putri Hijau, Ricky Wijaya, S.STP, M.Ap, membenarkan terjadinya kasus positif DBD yang melanda masyarakat di wilayah kerjanya. Khusus di Desa Pasar Sebelat, kata Camat, dilaporkan ada tujuh kasus positif DBD. Umumnya, pasien DBD itu berusia 7 tahun sampai 35 tahun. \"Usulan fogging sudah dikirimkan ke Dinkes BU, mudah-mudahan segera direspon agar DBD ini dapat diminimalisir dan dikendalikan,\" pintanya. Sementara itu, seorang managemen klinik di Putri Hijau melalui dokternya, dr Jiwa Zhaqi Adiguna mengaku, sejak Mei ini, penanganan pasien kasus positif DBD mengalami peningkatan yang signifikan. Bahkan Zaki menilai, DBD ini sudah tergolong wabah karena jumlah pasien yang dinyatakan positif sudah lebih dari delapan pasien. \"Untuk pasien positif DBD di klinik yang kita tangani dan didukung oleh hasil uji laboratorium, totalnya ada delapan orang sedangkan di Puskesmas, ada dua orang pasien. Rata-rata penderitanya adalah usia anak-anak dan remaja. Alhamdulillah, semuanya sembuh dan belum ada kasus kematian,\" bebernya. Zaki berharap, kasus DBD ini dapat dibarengi upaya pencegahan yang diawali oleh masyarakat melalui tindakan 4M plus. Diantaranya lanjut Zaki, menguras wadah air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung hingga bak penampung air kulkas, supaya jentik aedes aegypti tidak dapat masuk dan bertelur. Kedua, menutup rapat semua wadah air agar nyamuk aedes aegypti tidak masuk dan bertelur. Ketiga, mengubur atau memusnahkan barang bekas yang dapat menampung air hujan agar tidak menjadi sarang dan bertelur nyamuk. Keempat, memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat nyamuk berkembang biak. Sedangkan untuk tindakan plus-nya sendiri lanjut Zaki, tidak menggantung baju, menghindari gigitan nyamuk, membubuhkan obat abate dan memelihara ikan. \"Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan rutin olah raga,\" imbuhnya. Lebih jauh Zaki menambahkan, untuk gejala DBD, biasanya ditandai dengan demam tinggi mendadak, timbul bintik merah di kulit, mimisan, gusi berdarah hingga BAB berdarah. Selain itu, masih Zaki, serangan DBD kerap dibarengi dengan sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi dan nyeri di belakang bola mata. \"Kalau sudah mendekati tanda-tanda ini, segera periksakan ke dokter atau Faskes dan turut didukung oleh pemeriksaan penunjang laboratorium,\" demikian dokter muda yang memperkuat pelayanan kesehatan di Puskesmas Perawatan Sebelat itu.(sig)
Serangan DBD Menggila, Dinkes Diminta Turun
Selasa 17-05-2022,08:56 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :