MUKOMUKO RU.ID - Disperindagkop dan UKM Kabupaten Mukomuko memastikan, hingga sekarang, keberadaan tabung gas elpiji 3 kilo gram atau gas melon masih aman. Ini diketahui, setelah tim dari Disperindag melaksanakan monitoring di lapangan untuk memantau ketersediaan gas melon di masing – masing agen dan pengecer. “Kalau saat ini masih aman dan tidak ada kelangkaan gas melon. Termasuk mengenai harga gas melon di tingkat agen dan pengecer, cukup stabil,” kata Kepala Disperindagkop dan UKM Kabupaten Mukomuko, Ruri Irwandi, ST, MT ketika dikonfirmasi kemarin. Meski keberadaan gas melon di daerah ini aman, pihaknya akan terus melaksanakan monitoring di lapangan. Tujuanya tidak hanya menekan terjadinya kelangkaan gas melon, tetapi juga mengantisipasi penggunaan gas melon tersebut. Sebab, gas melon hanya diperuntukkan bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah, bukan menengah atas. “Kami ingin, gas melon ini sesuai peruntukanya. Jangan sampai gas melon ini justru dimanfaatkan oleh masyarakat menengah atas dan para pengusaha besar. Misalnya rumah makan, hotel, dan lainnya,” terangnya. Saat disinggung soal harga eceran tertinggi, Ruri mengatakan, per Senin (17/1) kemarin, pihaknya belum mendapatkan putusan resmi soal HET gas melon dari pemerintah provinsi. Namun jika melihat HET gas melon di tahun 2021, masing – masing wilayah kecamatan, harga gas melon yang ditetapkan pemerintah berbeda. Untuk wilayah kecamatan yang berdekatan dengan Bengkulu, maka harga gas elipiji 3 Kg semakin murah. Misalnya di Kecamatan Air Rami, HET gas melon sebesar Rp 18.200, Ipuh Rp 18.400, Sungai Rumbai Rp 18.600, Malin Deman 18.700, Pondok Suguh Rp 18.900, Teramang Jaya Rp 19.100, Penarik Rp 19.300, Teras Terunjam Rp 19.500, Air Dikit Rp 19.900, Selagan Raya Rp 20.100, Kota Mukomuko Rp 20.600, Air Manjunto Rp 20.800, XIV Koto Rp 21.000, Lubuk Pinang 21.200 dan V Koto Rp 21.400. “Semakin jauh jaraknya dari Bengkulu, maka semakin mahal harga gas elpiji 3 Kg. Untuk elpiji subsidi pemerintah ini yang paling mahal di Kecamatan V Koto yaitu Rp 21.400/tabung,” terangnya. Ia juga menjelaskan, dalam penyaluran gas elipiji dari pangkalan ke agen – agen elpiji yang ada di daerah ini ada beban biaya transpotasi antara Rp 4 – 7 ribu. Semakin jauh gas itu diantarkan, maka semakin mahal biaya transportasi. Selain itu, ada juga biaya margin agen yang mencapai Rp 300, dan margin pangkalan sebanyak Rp 1.300. “Itulah mengapa untuk harga gas elpiji 3 Kg sebelumnya mengalami kenaikan. Karena ada banyak tambahan biaya. Dan kami juga selalu berharap agar agen elpiji tidak menjual gas melon itu diatas HET. Sebab jika agen menjual harga di atas HET, jelas menyalahi aturan yang berlaku,” ingatnya. (rel)
Di Mukomuko, Gas Melon Masih Aman
Selasa 18-01-2022,11:06 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :