FOTO: Peresmian penggunaan energi terbarukan di SMA Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu
-
Wujudkan Pembangunan Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim
Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu yang terletak di Jalan Bali Kelurahan Kampung Bali Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu, satu-satunya SMA di Provinsi Bengkulu yang menggunakan energi terbarukan yakni Solar Cell. Terdapat cita-cita yang besar dibalik penggunaan energi terbarukan tersebut. Simak berikut laporannya.DONI AFTARIZAL - BENGKULU TIBA di gerbang masuk SMA Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu, langsung sajikan kondisi lingkungan yang sejuk dan asri karena terlindungi pepohonan mulai dari jenis Kalpataru, Trembesi, dan lainnya. Pelataran jalan berupa paving blok yang warnanya sudah memudar akibat termakan usia, juga menjadi akses masuk ke ruangan kelas dan fasilitas lainnya yang dimiliki sekolah tersebut. \"Naiknya suhu yang terjadi saat ini, termasuk di Bengkulu merupakan salah satu dampak bahwa perubahan iklim sudah terjadi,\" kata Kepala SMA Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu, Sutanpri, S.Pd, MM di lingkungan sekolah yang tampak lengang lantaran seluruh siswa tengah pergi berduka karena salah satu guru di SMA tersebut diketahui meninggal dunia. Dengan fakta tersebut, makanya sejak awal pihaknya berinisiatif membangun School Green yang ditandai dengan penanaman pohon di lingkungan sekolah. Kemudian dilanjutkan dengan tidak lagi digunakannya kertas dalam aktifitas belajar siswa. \"Sehingga kita menerapkan sistem digitalisasi, dan tentu saja harus menggunakan perangkat elektronik,\" ujar Sutan. Permasalahan kembali muncul, karena penggunaan perangkat elektronik itu harus menggunakan sumberdaya listrik. Sementara diketahui di Kota Bengkulu ini listrik bersumber dari PLN masih kerap mati. \"Sekolah kita membutuhkan energi listrik setidak-tidaknya 24.000 Watt untuk menggunakan perangkat elektronik yang ada,\" katanya. Bersama Yayasan Kanopi Hijau Indonesia, akhirnya munculah inisiasi penggunaan energi terbarukan. Disini pihaknya memilih Solar Cell, karena ini diyakini termasuk upaya percepatan pencapaian target pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim. Terbukti setelah menggunakan sumber energi ini, pihaknya mampu mengirit pembayaran listrik PLN 5-10 persen. \"Panel Solar Cell yang kita gunakan menghasilkan 2.100 Watt, dan kita tidak perlu khawatir lagi ketika listrik PLN mati dalam menunjang aktifitas belajar siswa. Keuntungan lainnya penggunaan energi terbarukan ini, baik itu ketahanan perangkat elektronik karena tegangannya stabil. Seiring dengan itu, sampai dengan saat ini kita terus memberikan edukasi pada siswa akan penggunaan energi bersih,\" terangnya.
Sementara itu, Direktur Yayasan Kanopi Hijau Indonesia, Ali Akbar mengatakan, sampai dengan saat ini salah satu fokus pihaknya mengkampanyekan dan mengadvokasi dalam upaya penolakan terhadap energi kotor yang bersumber dari fosil, seperti batu bara khususnya di Provinsi Bengkulu. Hanya saja harus disadari agenda perlawanan dalam penggunaan energi kotor kurang membumi. \"Maka dari itu kita merumuskan strategi baru dan memutuskan membuat agenda edukasi publik melalui pendekatan empirik.Dari sanalah akhirnya muncul ide bagaimana membangun yang namanya program sekolah energi bersih. Kita sengaja memiliki tingkat SMA dan yang berstatus swasta, karena diketahui sekolah swasta ini untuk listrik harus membayar secara swadaya,\" jelas Ali. Kalau sekolah negeri itu, biaya seperti listrik ditanggung pemerintah. Setelah memverifikasi beberapa sekolah, akhirnya dipilihlah SMA Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu. \"Sekolah ini kita jadikan pilot project penggunaan energi terbarukan yakni Solar Cell. Untuk mendapatkan logistik Solar Cell kita melakukan penggalangan donasi,\" sampainya. Langkah ini juga dijadikan indikator bagi pihaknya untuk menilai kepedulian dan peran masyarakat terhadap isu lingkungan, khususnya penggunaan energi bersih sebagai upaya percepatan pencapaian target pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim. \"Kita butuh anggaran senilai Rp 80 juta, dan akhirnya terkumpul dengan donatur sekitar 400 orang dalam kurun waktu 9 bulan,\" tegas Ali. Ali menambahkan, ketika bicara pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim, aspek energi ini tidak bisa dikesampingkan. Karena energi memiliki peran yang besar dalam menyumbang kadar karbon di atmosfer, yang memberikan dampak besar terhadap perubahan iklim. \"Walaupun kesadaran masyarakat masih rendah terkait penggunaan energi bersih ini, kita tetap mengagendakan program sekolah energi bersih kedua di Provinsi Bengkulu,\" bebernya. Pada bagian lain anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Jonaidi, SP, MM mengatakan, dalam mewujudkan percepatan pencapaian target pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim, Provinsi Bengkulu telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Nomor 07 Tahun 2019 tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED). Keberadaan Perda itu salah satunya untuk mendorong penggunaan energi bersih, yang diyakini dapat menekan laju senyawa korban yang mengancam iklim secara global. \"Terlebih di Provinsi Bengkulu ini juga kaya akan potensi-potensi energi terbarukan mencapai 7.297 Megawatt (MW). Seperti Geothermal atau panas bumi, matahari, angin, air, dan lainnya. Hanya saja yang kita sayangkan implementasi dari Perda itu belum maksimal. Kitapun menyayangkan fakta yang ada malah dilakukan pembangunan PLTU dengan bahan baku masih menggunakan energi fosil, yakni batu bara. Seharusnya energi terbarukan itu dulu yang diutamakan pengembangannya,\" sesal Jonaidi. Meskipun demikian, pihaknya memberikan apresiasi positif terhadap langkah SMA Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu yang secara tidak langsung menginisiasi penggunaan energi bersih berupa Solar Cell. \"Kalau kita melihat kondisi sekarang, penggunaan energi bersih merupakan salah satu solusi dalam menyelamatkan planet kita ini dari perubahan iklim yang lajunya kian cepat. Maka dari itu kitapun terus mendorong penggunaan energi bersih,\" harapnya.
Sementara Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rohidin Mersyah menyampaikan, untuk terus mendorong pemanfaatan energi bersih di Provinsi Bengkulu. Seperti SMA Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu bisa menjadi ikon dan motivasi bagi sekolah lain untuk menggerakan sekolah energi bersih. \"Karena itu juga bagian dari upaya mendukung rencana umum energi di daerah kita, terutama dalam penggunaan energi bersih berbasiskan potensi kita miliki,\" jelas Rohidin. Berkaca pada potensi energi terbarukan yang dimiliki, Provinsi Bengkulu sebenarnya bisa menjadi lumbung energi. Namun potensi-potensi itu belum digarap secara maksimal, dan melalui Perda tentang RUED yang ditindaklanjuti dengan Pergub, potensi energi terbarukan itu bisa dimaksimalkan. \"Sekali lagi penggunaan energi bersih ini termasuk upaya menghambat laju perubahan iklim, dan mengembalikan kadar karbon di atmosfer sesuai dengan ambang batasnya,\" demikian Rohidin. (**)