BENGKULU RU - Pada tahun ini persoalan konektivitas dan penanggulangan banjir tetap menjadi fokus Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu dalam membangun mewujudkan percepatan pembangunan daerah. Ini ditegaskan Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rohidin Mersyah. Menurutnya, kedua persoalan itu dinilai sangat penting bagi keberlanjutan pembangunan. \"Yang pertama soal konektivitas, yang tentu saja berkaitan dengan infrastruktur jalan sebagai urat nadi untuk membebaskan belenggu keterisolasian sejumlah wilayah dalam provinsi kita ini. Tahun lalu, sebenarnya upaya itu sudah mulai terwujud dengan merealisasi pembangunan, baik jalan nasional maupun jalan yang menjadi kewenangan kita,\" ungkap Rohidin. Seperti, lanjut Rohidin, jalan nasional yakni pada ruas jalan yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat-Mukomuko, Ipuh-Sebelat, Kerkap-Pasar Pedati, Nakau-Batas Kota Kepahiang, Air Sebakul-Betungan, Tais-Maras, dan Kayu Kunyit Manna-Tanjung Kemuning. \"Hanya saja harus kita akui belum sepenuhnya terealisasi, lantaran pandemi Covid-19,\" kata Rohidin. Maka dari itu, sambung Rohidin, tahun ini pembangunan jalan bakal terus dilanjutkan, termasuk fokus pada 3 poros utama yang sentralnya berada di Kota Bengkulu, hingga perbatasan provinsi tetangga. \"Jadi tahun ini kita fokuskan dulu porosnya dari Kota Bengkulu hingga perbatasan wilayah yang meliputi Kota Bengkulu hingga perbatasan Padang Sumatera Barat,\" ujarnya. Kemudian dari Kota Bengkulu-Lampung Barat, dan yang terakhir Kota Bengkulu-Lubuk Linggau. Ketika poros ini terealisasi, maka dapat mempermudah akses antar daerah, yang tentu saja memiliki pengaruh kepada geliat ekonomi pasca pandemi Covid-19. \"Selain itu juga persoalan banjir, ini harus segera kita tangani mulai dari hulu sampai hilir,\" tegasnya. Sementara itu, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJn) Bengkulu, Diantoro Murod menyampaikan, tahun ini pagu anggaran BPJn Bengkulu sebesar Rp 527 miliar. Total panjang jalan nasional di Bengkulu itu sepanjang 792 Kilometer. \"Tahun ini kita fokus prioritas untuk menyelesaikan paket-paket yang terefocusing di tahun lalu,\" bebernya. Dibagian lain, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera VII, M. Firman mengatakan, langkah awal pengendalian banjir Air Bengkulu, dengan Land Acquisition and Resettlement Action Plan (Larap) yang membutuhkan dana sekitar Rp 3,5 miliar. \"Progres kita tahun ini adalah Larap, jadi dimulai dengan pembebasan lahan dan tahun berikutnya mulai konstruksi,\" tutup Firman. (tux)
Tahun Ini, Konektivitas dan Penanggulangan Banjir Jadi Fokus
Sabtu 02-01-2021,11:33 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :