Insentif Dokter Diduga Belum Dibayar RSUD Lebong

Senin 29-06-2020,10:27 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

  • Nilainya Rp 420 Juta
TUBEI RU - Setelah mencuatnya persoalan minimnya fasilitas untuk melakukan tugas-tugas forensik sesuai dengan standar operasional, yang dikeluhkan dokter spesialis forensik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lebong beberapa waktu lalu. Kini, kembali muncul keluhan, dokter (dr) spesialis forensik yang menyebut sebagian insentifnya tidak dibayarkan oleh manajemen atau Direktur RSUD Lebong. Bahkan, insentif kelangkaan profesi dokter spesialis yang belum dibayar dan menjadi tunggakan rumah sakit ini nilainya cukup fantastis, yakni Rp 420 juta. Dikonfirmasi Radar Utara, dr. Rahmawati, M.Ked, (For), Sp.F membenarkan keluhannya terkait pembayaran isentif yang diterima tidak sesuai. Bahkan, dr. Rahma blak-blakan membuka angka insentif yang belum dibayar oleh RSUD Lebong. Menurutnya, insentif yang belum dibayarkan RSUD Lebong ada di bulan Mei hingga Desember 2017 terhitung 8 bulan, bulan Januari sampai Juli 2018 terhitung 7 bulan. Lalu, bulan Januari sampai Juni 2020 terhitung 6 bulan. Lanjutnya, bulan Januari hingga dengan Desember 2019 diberikan Rp 100 juta. \"Sesuai dengan Perbup dan SK Bupati, insentif kelangkaan saya sebagai dokter spesialis itu tertera senilai Rp 35 juta per bulan, kali 12 bulan. Jadi total insentif yang belum saya terima atau tak dibayar RSUD Lebong, senilai Rp 420 juta. Sedangkan, insentif yang sudah dibayarkan hanya dari bulan Agustus sampai dengan Desember 2018 atau hanya 5 bulan,\" bebernya. Ia menerangkan, posisinya adalah bagian pelayanan, artinya profesinya melayani masyarakat. Terkait dengan itu, ia berharap, RSUD Lebong memenuhi apa yang menjadi haknya yang berpedoman pada Kemenkes. \"Jika daerah sudah mengeluarkan Perbup dan SK Bupati berarti daerah itu sudah ada plot anggaran tersebut. Kalau memang tidak mampu ya disampaikan. Saya diajak bicara, kita sama-sama sampaikan pada dokter bahwa daerah kita defisit. Jangan main belakang dan jangan ada yang disembunyikan, transparan saja,\" tegasnya. Ditanya mengapa Ia tak memilih pindah, dr Rahma mengaku sejak awal ia sudah ingin mengabdi di kabupaten ini. \"Saya bertahan karena saya untuk Lebong,\" pungkasnya. (cw1)
Tags :
Kategori :

Terkait