LAIS RU - Para petani karet khususnya di Kecamatan Giri Mulya, kian meradang. Anjoknya harga jual ditambah musim musim gugur, berimbas merosotnya produksi getah yang secara otomatis penghasilan petani kian terjun bebas. “Kami tidak tahu kalau gugur daun tahun ini karena faktor jamur juga. Wajar saja, gugur daun tidak kenal musim. Untuk itu kami berharap ada upaya pemerintah untuk atasi masalah ini,” harap Rian, salah satu petani karet. Ia menyebutkan, selain produksi getah karet menurun. Harganya juga ikut-ikutan merosot. Dimana harga getah kualitas semula mencapai Rp7.500 perkilogram. Kali ini hanya dihargai Rp 5.000 per kilogram. \"Mana harga anjlok,belum lagi produksinya jauh menurun hingga 50 persen akibat gugur daun,” keluhnya. Tentu dengan kondisi ini, diakuinya, untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, dirinya menyambi jualan sayuran secara berkeliling. “Kalau hanya mengandalkan hasil sadapan, pasti tidak cukup. Karena penghasilan kami saat ini tidak lebih Rp 300 ribu setiap minggunya. Sementara anak sekolah ada tiga orang. Jadi setelah menyadap, saya berkeliling jual sekitar desa kami,” katanya. Terpisah, Camat Giri Mulya, Sugimin, S.Pd mengakui terjadinya fluktuasi harga getah. \"Kami turut berharap pemulihan harga,\" pintanya. (jho)
Harga Karet Merosot Tajam
Kamis 06-02-2020,15:14 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :