Beras Diprediksi Melonjak

Jumat 27-12-2019,08:57 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

ARGA MAKMUR RU - Pembuka 2020 akan dihadapkan dengan ancaman lonjakan harga sembako. Khususnya beras. Selain, hamparan sawah di sentra-sentra produsen pangan yang ada di daerah ini, belum sanggup mencukupi kebutuhan beras daerah. Stok beras di daerah ini, rata-rata berasal dari wilayah Propinsi Lampung seperti Kabupaten Pringsewu, Kalianda, Lampung Tengah, Lampung Timur serta dari pulau jawa yakni dari Kabupaten Kebumen dan Kudus. Penelusuran Radar Utara, dua wilayah pemasok beras di BU dan beberapa wilayah lain di Provinsi Bengkulu itu tengah menghadapi musim pengering yang berimbas terlambatnya masa tanam. Meski sudah ada yang sudah mulai turun sawah, namun rata-rata sentra produsen beras itu diperkirakan baru akan panen di bulan-bulan Maret hingga Mei. Para \"pemain\" beras di daerah pun tengah putar otak, untuk memasok kebutuhan berasnya. Suratno, salah satu pedagang beras yang ada di sekitaran Pasar Purwodadi, Arga Makmur, saat dibincangi Radar Utara, untuk saat ini harga beras yang dibelinya dari wilayah Lampung dan Pulau Jawa, belum ada perubahan harga. Tapi dia tak menampik soal lumbung-lumbung pangan yang biasa memasok beras untuknya itu, mengalami keterlambatan masa tanam yang disebabkan kekeringan yang melanda wilayah itu. \"Untuk saat ini harga masih stabil,\" kata Suratno, kemarin. Namun begitu, dia tak menampik imbas lambatnya masa tanam yang berimbas dengan musim panen dan memiliki efek domino bagi pedagang hingga masyarakat itu. Dalam situasi normal, ungkap dia, wilayah Jawa dan Lampung, memasuki masa panen di bulan-bulan Maret. Ini artinya, masa tanam sudah dimulai di penghujung tahun. Sementara saat ini, lanjut dia lagi, dua wilayah pemasok beras di tokonya yang rata-rata perbulan minimal 84 ton itu, belum melaksanakan cocok tanam. \"Kami harus mencari pasokan ke daerah lain. Biasanya, harganya beda. Karena pengaruh ongkos produksi, transportasi dan lain sebagainya, kami pun memprediksi harga beras akan mengalami kenaikan. Cuma harapan saya, tidak. Karena berpengaruh juga dengan modal kami sebagai pedagang yang juga naik,\" ungkapnya. Dengan lambatnya masa tanam itu, Suratno yang sudah bertahun-tahun bergelut di dunia jual beli beras baik skala kecil dan besar itu, memperkirakan lonjakan harga beras bakal terjadi di periode Januari hingga Februari dan tidak tertutup kemungkinan hingga pertengahan Maret. \"Karena musim panen di sana biasanya bulan Maret. Tapi molor menjadi bulan April bahkan Mei. Kami sudah mengantisipasi kondisi ini dengan mencari pasokan dari daerah lain. Karena produksi beras di dalam daerah, tak memberikan pengaruh signifikan,\" pungkasnya. (bep)

Tags :
Kategori :

Terkait