KEMENTERIAN Pertanian saat ini tengah mempersiapkan program untuk mencapai ketahanan pangan dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Salah satunya adalah dengan optimalisasi lahan rawa yang cukup luas di Indonesia. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Kementan potensi lahan rawa di Indonesia mencapai luas 33,4 juta ha yang terdiri dari lahan pasang surut seluas 20,1 juta ha dan rawa lebak seluas 13,3 juta ha. Ini adalah sebuah potensi besar yang dapat di maksimalkan. Oleh karena itu Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) berusaha menciptakan teknologi yang dapat memaksimalkan lahan rawa agar dapat berproduksi dengan baik. Salah satu teknologi yang dihasilkan oleh Balitbangtan melalui Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa adalah Pupuk Hayati Biotara. Pupuk Hayati Biotara ini mengandung konsorsium mikroba dekomposer, pelarut P, dan penambat N dengan media pembawa jerami padi atau tandan kosong kelapa sawit. Biotara cocok digunakan pada tanah masam dan lahan rawa untuk meningkatkan produktivitas tanaman, ketersediaan dan efisiensi hara N & P tanah, mempercepat dekomposisi sisa-sisa lahan organic, dan memacu pertumbuhan tanaman. Biotara terbukti mampu meningkatkan hasil padi sebesar 20% di lahan rawa. Pupuk hayati ini prospektif dikembangkan secara komersial untuk meningkatkan kontribusi lahan rawa terhadap peningkatan produksi padi. Pupuk hayati Biotara pernah dilisensi oleh PT. Pupuk Kaltim dengan masa perjanjian selama dua tahun sejak 2016 dan berakhir tahun 2018. (litbang)
Peningkatan Produksi Padi di Lahan Rawa dengan Pupuk Hayati Biotara
Rabu 16-10-2019,09:11 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :