LAIS RU - Hingga saat ini, harga jual ayam ras atau broiler masih relatif tinggi. Di sejumlah Pasar Tradisional di daerah, harga ayam potong masih berada dilevel Rp 38-40 ribu per kilogram. \"Harganya masih bertahan tinggi. Sekali naik tidak mau turun,\" keluh Nuraini, ibu rumah tanggal asal Kecamatan Lais. Mahalnya harga kebutuhan pokok dan lauk pauk, kata dia, memberatkan ibu rumah tangga seperti dirinya. \"Jatah uang dari suami enggak naik, tapi harga-harga kebutuhan pada naik. Kalau minta dinaikin uang belanjanya, yang ada malah berantem. Jadi pusing saya,\" katanya seraya menertawakan masalah yang dihadapi. Pembeli lainnya, Kharunnisa (29), terpaksa mengurangi belanja kebutuhan yang lain lantaran anaknya sudah terbiasa makan daging ayam. \"Anak saya suka protes kalau di meja makan tidak ada ayam goreng. Terpaksa saya beli, meskipun sedikit,\" ujarnya. Sari (37), pedagang ayam potong di Pasar Tradisional Kecamatan Lais, juga heran harga pasokan tidak juga turun. Padahal, pada umumnya, harga ayam potong per kilogram hanya Rp 32 ribu dan naik menjadi Rp 38 ribu - Rp 40 ribu sampai sekarang. \"Sampai sekarang masih tetap tinggi, turun cuma seribu rupiah. Saya jualnya Rp 38.000-Rp 40.000 per kilogram. Sudah mahal dari sananya, dalam hal ini pemasok,\" tuturnya. Atas tingginya harga tersebut, Sari mengaku kerap mendapatkan komplain dari pembeli. \"Ada yang ngedumel kenapa harganya nggak turun-turun. Saya bilang, tanya saja sama pemerintah. Saya juga tidak tahu kenapa masih tinggi harganya. Tapi ada juga yang paham kalau harga lagi tinggi,\" ucapnya. Meskipun harga tinggi, ia mengaku hal itu tidak mengganggu omzet penjualannya. \"Tapi mereka tetap beli meski sambil ngedumel. Karena mungkin sudah terbiasa makan dengan lauk ayam,\" tandasnya. (jho)
Harga Ayam Masih Tinggi
Kamis 10-10-2019,09:26 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :