Sampaikan 7 Tuntutan, Aksi Mahasiswa Sempat Ricuh

Rabu 25-09-2019,10:21 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

BENGKULU RU - Sekitar 5 ribuan mahasiswa dari sejumlah Perguruan Tinggi (PT) di Provinsi Bengkulu yang mengatasnamakan Gerakan Pemuda Raflessia (GPR), Selasa (24/9) pukul 13.00 WIB menggelar aksi demonstrasi di kantor DPRD Provinsi Bengkulu. Dalam aksi yang sempat berlangsung ricuh tersebut, GPR menyampaikan 7 tuntutan. Pantauan wartawan koran ini, awalnya aksi berjalan kondusif, namun beberapa waktu kemudian massa mulai melemparkan air mineral kemasan ke arah kantor DPRD Provinsi, yang selanjutnya ada lemparan batu sehingga mengenai bagian kepala Kabag Ops Polresta Bengkulu, AKP Dista Naliputra. Setelah itu aksi kembali kondusif, disela-sela negosiasi antara perwakilan massa dengan sejumlah anggota DPRD Provinsi. Sewaktu negosiasi masih berlangsung, tiba-tiba massa mendesak masuk ke dalam kantor DPRD Provinsi. Entah apa pemicunya secara tiba-tiba, dari kerumunan massa melayang lemparan batu ke arah aparat kepolisian yang melakukan pengamanan. Tak lama kemudian batupun melayang ke arah kantor DPRD Provinsi, sehingga aparat kepolisian menembakkan gas air mata yang menyebabkan kosentrasi massa terpecah. Aksi yang berlangsung ricuh itu juga menyebabkan 1 unit mobil Patroli Jalan Raya (PJR) milik aparat kepolisian tak luput dari amukan massa. Disisi lain sekitar 3 orang jurnalis yang tengah melakukan peliputan aksi, terkena lemparan batu yang datang dari arah keruman massa aksi. Sementara itu beberapa mahasiswa juga diketahui terluka saat aksi berlangsung. \"Kedatangan kami disini untuk menyampaikan 7 tuntutan, pertama mendukung pelaksanaan JudiCial Riview (JR) Undang-Undang (UU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kedua menolak pengesahan RUU KUHP, RUU Ketenagakerjaan, dan RUU Pertanahan,\" ungkap Korlap II Aksi, Aksellino Fernandes A yang juga mendesak agar dilakukan Parlemen Jalanan dan dipenuhi anggota DPRD Provinsi dengan menggunakan palu sidang. Ketiga, lanjutnya, menuntut pemerintah melaksanakan pengkajian ulang terhadap RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. Keempat menuntut pemerintah tuntaskan permasalahan Papua dengan pendekatan humanis. \"Yang kelima kami mendesak pemerintah untuk Reforma Agraria, keenam tolak kenaikan BPJS, dan terakhir mengecam tindakan Pembakaran hutan dan lahan, serta mendesak pemerintah menentaskan permasalahan Karhutlah,\" ujarnya. Sementara itu, Juru Bicara Lembaga DPRD Provinsi, H. Suharto, SE, MBA menyampaikan, tututan para mahasiswa bakal disampaikan kepada DPR RI, yang tentunya mengikuti mekanisme yang berlaku. \"Kita meyakini apa yang menjadi tutuntan mahasiswa, tidak lepas dari kepentingan masyarakat. Maka dari itu kita sampaikan segera ke pusat,\" tegas Suharto. Terpisah, Kapolresta Bengkulu, AKBP. Prianggodo Heru K Prasetyo dikonfirmasi menyatakan, apa yang dilakukan pihaknya merupakan bentuk pengamanan pada saat terjadinya aksi. \"Tadi sama-sama kita saksikan jika aksi sempat berlangsung ricuh dan kita menduga memang ada upaya provokasi. Untuk mobil yang rusak, kita lihat dulu kerusakannya dan akan kita perbaiki. Sejauh ini tidak ada mahasiswa yang kita amankan,\" tandasnya.

  • Danrem Turun Tanggan
Pada bagian lain, Komandan Korem 041/Garuda Emas, Kolonel Inf. Dwi Wahyudi, S.AN, MM yang mengetahui aksi demontrasi berlangsung ricuh, langsung turun ditengah-tengah kerumunan massa. Bahkan Danrem didampingi sejumlah pejabat teras dan prajurit Korem 041/Gamas sempat berkoordinasi dengan massa, agar 1 unit mobil PJR yang terdampak amukan massa untuk bisa dievakuasi. \"Kami tidak melarang adik-adik mahasiswa untuk melakukan aksi demonstrasi demi menyampaikan aspirasi. Namun kita berharap jangan seperti tadi, hingga ada sikap-sikap yang mengarah pada tindakan anarkis. Sebaliknya, kita harus cintai daerah kita ini dan jangan ada lagi pengerusakan,\" singkat Danrem yang juga sempat memastikan tidak ada mahasiswa yang diamankan atas permintaan massa aksi. (tux)
Tags :
Kategori :

Terkait