BENGKULU RU - Mengedepankan penggunaan energi terbarukan ketimbang energi fosil dinilai sangat penting dilakukan untuk saat ini. Ini terungkap dalam aksi yang digelar puluhan massa dari Komunitas Fosil Free Bengkulu (KFFB) bersama lintas komunitas, mahasiswa, dan seniman dengan tema gerakan menolak punah jelang pertemuan The UN Youth Climate Summit yang digelar PBB di New York, Jum\'at (20/9). Korlap Aksi, Frengki Wijaya mengatakan, aksi yang dilakukan pihaknya bertujuan untuk mengkampanyekan pentingnya transisi energi fosil ke energi terbarukan secara adil. Sehingga terwujud masa depan bebas energi fosil. \"Ini juga merupakan langkah nyata penanggulangan perubahan iklim, untuk kelangsungan hidup kita dan generasi mendatang,\" katanya dalam aksi yang dipusatkan di Simpang 5 Ratu Samban Kota Bengkulu. Menurutnya, bila pemerintah saat ini masih mengandalkan batu bara, yang merupakan energi fosil sebagai sumber energi listrik seperti PLTU batu bara, maka secara sadar pemerintah memperburuk krisis iklim. \"Apalagi dari fakta yang ada sekarang, iklim kita sudah memburuk. Jadi jangan diperparah lagi, dengan tetap menggunakan energi fosil,\" tegasnya. Sementara itu, Perwakilan Gerakan Menolak Punah, Suyitno mengatakan, dalam aksi sengaja pihaknya menyerukan jika bumi sudah menuju kepunahan akibat perubahan iklim. \"Memang faktanya sepeti itu. Saat ini cuaca ekstrem akibat pemanasan global, yang salah satunya dipicu PLTU batu bara dan kebakaran hutan, serta kekeringan,\" ujarnya. Ditambahkan Koordinator KFFB, Cimbyo Layas Ketaren, komitmen pemerintah Indonesia dalam Perjanjian Paris yang disepakati pada 2015, untuk menurunkan emisi karbon bertolak belakang dengan pengembangan proyek PLTU batu bara. \"Sebanyak 2.700 ton batu bara dibakar setiap hari di PLTU, yang memancarkan 700 ton abu beracun ke udara yang dihirup warga Kota Bengkulu setiap hari,\" tutupnya. (tux)
Transisi Energi Fosil ke Energi Terbarukan Dinilai Penting
Sabtu 21-09-2019,10:27 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :