Momen Lebaran, Baru Palak Siring Penyumbang PAD

Rabu 12-06-2019,12:05 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

  • Dispar Rancang Perbup Retribusi
ARGA MAKMUR RU - Momen lebaran Idul Fitri 1440 H, seminggu lalu, dimanfaatka oleh masyarakat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga sembari bersilaturrahmi dengan mengunjungi sejumlah objek wisata yang tersebar di Kabupaten BU. Sayangnya, dari sejumlah objek wisata yang diserbu oleh masyarakat BU dan daerah tetangga lainnya, baru Palak Siring Kemumu Kecamatan Arma Jaya yang resmi menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) meski nominal pastinya, belum terungkap secara pasti. Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) BU, H Mustarani Abidin, SH, M.Si menerangkan, besaran sumbanga PAD dari objek wisata Palak Siring Kemumu, belum bisa dirincikan secara pasti karena pihaknya belum menerima laporan mengenai PAD yang dihasilkan itu. \"Pasti ada tambahan PAD dari kunjungan objek wisata ini, jumlah pastinya belum bisa kami infokan karena laporan resmi belum kami terima,\" terangnya. Lebih jauh disinggung terkait potensi PAD dari sejumlah objek wisata dalam Kabupaten Bengkulu Utara yang juga dibanjir oleh pengunjung bahkan dari luar Kabupaten Bengkulu Utara. Mustarani tak menyangkal, belum dapat menarik PAD dari sumber-sumber potensial itu. Hanya saja, Kadis memastikan, ke depan, titik potensial untuk menyumbangkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata ini menjadi perhatian serius yang ditargetkan mampu berkontribusi serupa seperti Palak Siring. \"Saat ini, Perbub retribusi sedang kita rancang. Dalam waktu dekat, akan bertambah lagi objek wisata yang akan menyumbangkan PAD ke Kabupaten Bengkulu Utara,\" tandas mantan Kepala Bappeda BU ini. Sementara itu, salah seorang anggota DPRD BU dari Dapil IV, Agustanto mengatakan, hampir seluruh objek wisata di BU khususnya di wilayah Dapil IV, baik kawasan pantai hingga PLG-Sebelat, dipadati oleh pengunjung lokal maupun luar daerah. Dengan demikian, Agus memastikan, selama libur lebaran, putaran uang di objek wisata cukup besar sehingga menjadi bagian dari potensi yang bisa menyumbangkan PAD. Potensi ini, kata Agustanto, akan berkontribusi positif jika mampu dikelola dengan baik melalui kerjasama antara desa dengan pemerintah daerah khususnya Dinas Pariwisata. Sayangnya, lanjut dia, peran Dinas Pariwisata untuk merangkul pengelola ekowisata di setiap desa, dinilai belum maksimal sehingga potensi itu belum mampu tergarap. \"Ini sebenarnya potensi bagi pemerintah daerah untuk mendapatkan PAD. Sayangnya, belum mampu tergarap maksimal oleh dinas terkait. Saya berharap, kumpulan potensi objek wisata di BU khususnya di Dapil IV bisa diiventarisir dan menjadi bahan evaluasi pemerintah daerah dengan target bisa menyumbang PAD. Pemerintah juga wajib memberikan perhatian kepada objek wisata ini, untuk meningkatkan fasilitas yang dibutuhkan sehingga sama-sama diuntungkan,\" demikian Agus. Hal senada juga dikatakan anggota Komisi II DPRD BU, Ir Syuprianto. Dikatakannya, minim sumbangan PAD dari sektor wisata tentu menjadi PR bagi pemerintah daerah untuk melakukan pembenahan karena melihat besarnya potensi PAD dari sektor ini. \"Objek wisata di area kita sangat banyak dan menarik minat banyak wisatawan sehingga diharapkan ada pengelolaan yang tepat agar bisa mendongkrak pemasukan daerah,\" ungkap Suprianto. Tangan Jahil Perusak Bunga Raflesia TERPISAH, baru mekar hari kedua lebaran Idul Fitri 1440 H, bunga Raflesia Gadutensis didapati sudah rusak, Senin (10/6) kemarin. Padahal, bunga langka ini, baru memasuki masa enam hari mekar di kawasan wisata Palak Siring - Kemumu. Epri anggota dari Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) BU, kepada media ini, menyayangkan rusaknya bunga yang tengah mekar, diduga oleh ulah tangan jahil tak bertanggungjawab itu. Dikatakannya, kerusakan bunga yang memiliki lima kelopak ini cukup parah, hanya menyisakan dua kelopak bunga sementara tiga kelopak lain diduga ditarik dengan benda tumpul. \"Kondisi bunga raflesia Gadutensis BU cukup memprihatinkan karena sudah rusak. Padahal masa mekar bunga ini belum selesai dan masih banyak masyarakat yang berdatanan, melihat pesona Raflesia,\" ungkap Epri. Salah seorang pengunjung yang juga pencinta flora langka ini, RR Sri Wulandari, juga menyayangkan bunga Raflesia yang rusak atau dirusak ini. \"Sedih dengan kondisi ini, walau saya sudah sempat berkunjung namun sedih karena orang lain tidak bisa menikmati keindahan flora asli Bengkulu ini,\" sesalnya. (mae/sig)
Tags :
Kategori :

Terkait