Sekujur Badan Penuh Luka, Klaim BPJS Ditolak, Nurhayati Pasrah

Selasa 28-11-2017,15:17 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

  • Di Balik Program Germas, Nurhayati Terbaring Lemah
AKSELERASI program Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yang diaplikasikan melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), yang juga telah dilaksanakan di Kabupaten Bengkulu Utara (BU), masih belum mampu memberikan banyak kontribusi. Buktinya masih ada warga yang hidup dibawah garis kemiskinan didukung krisis kesehatan, seakan tidak layak untuk mendapatkan jaminan kesejahteraan kesehatan. Kasus pertama, dialami Wiji Lestari warga Desa Marga Sakti Kecamatan Padang Jaya. Pascadidiagnosa pengidap penyakit kanker otak, Ibu Rumah Tangga (IRT) ini terpaksa menjual barang berharganya demi menutupi biaya pengobatan. Lalu disusul Rupiah, warga Desa Padang Kala Kecamatan Air Padang yang lantaran kondisi perekonomiannya wanita uzur berusia 72 tahun itu harus bersabung nyawa dengan penyakit misterius hingga sekujur tubuhnya dipenuhi belatung. Kini kasus serupa dialami Nurhayati. Wanita ini sekujur tubuhnya dipenuhi luka membusuk. Bagaimana kondisinya? Simak laporan berikut; JHONY ISKANDAR - PADANG JAYA Siapapun pasti tak tega melihatnya. Namun didasari faktor ekonomi, keluarga ini pun tidak dapat berbuat banyak dan hanya bisa pasrah sekaligus berdoa demi kesembuhan. Beginilah kondisi yang tengah didera oleh keluarga Nurhayati, 45 Tahun. Hidup di bawah garis kemiskinan, IRT asal Desa Sidoluhur Kecamatan Padang Jaya ini hanya bisa pasrah dengan kondisi fisiknya yang kian hari semakin melemah. Rumah semi permanen berlantai tanah inilah Nurhayati tinggal. Disambut dengan ramah oleh anggota keluarganya, wartawan ini diperlihatkan dengan kondisi sekujur tubuh Nurhayati sudah terlihat membusuk. Jangankan untuk duduk, Nurhayati pun tidak dapat lagi berbicara akibat bibir sudah ditutupi oleh luka yang tampak telah membusuk. \"Kami sudah berupaya semaksimal mungkin, agar Ibu Nurhayati sembuh. Barang berharga pun sudah kami jual, untuk biaya pengobatannya. Namun yang kuasa belum memberikan izin agar Ibu Nurhayati sembuh,\" kata Kreni Areta, yang tak lain keponakan Nurhayati. Diakui Kreni, sebelum memilih memenempuh pengobatan non medis, akibat terbentur ekonomi. Nurhayati sempat mendapatkan penanganan medis selama 10 hari, di salah satu rumah sakit di Kota Arga Makmur. Namun harapan untuk sembuh kala itupun, sirna. Tepat hari ke-11, Nurhayati oleh pihak rumah sakit disuruh pulang dengan dalih tidak dapat mengklaim jaminan kesehatan nasional yakni BPJS. Lagi-lagi, karena tidak sanggup untuk mencukupi biaya pengobatan di rumah sakit, Nurhayati pun memilih pulang ke rumahnya. \"Upaya sekarang ya melalui pengobatan alternatif, seperti obat herbal. Ini dilakukan sembari mengumpulkan uang. Setelah terkumpul, keluarga akan kembali membawa ibu Nurhayati ke rumah sakit. Karena kondisinya sekarang, memang tidak dapat lagi mengklaim BPJS,\" akunya. Dikatakan Kreni, hingga saat ini keluarga sama sekali belum mengetahui secara pasti penyakit apa yang tengah diderita Nurhayati. Pasalnya saat dirawat di rumah sakit, petugas medis menyampaikan jika Nurhayati terkena penyakit Herpes. Ada pula petugas medis yang menegaskan, jika kondisi Nurhayati diakibatkan racun salah satu produk minuman. \"Kata pihak rumah sakit, dia terkena penyakit Herpes tetapi ada juga yang menyampaikan akibat terkena racun. Jadi kami pun binggung, penyakit apa yang sebenarnya tengah menyerang ibu Nurhayati ini,\" tuturnya. Dikisahkan Kreni, sebelum kondisi sekujur tubuh Nurhayati tampak parah hingga mengeluarkan bau tidak sedap. Awalnya Nurhayati mengeluh sakit tepat di bagian belakang tubuhnya. Tak lama, rasa sakit itupun berubah seperti luka bakar. \"Dan semakin lama, luka seperti terbakar itu semakin menjalar di tubuhnya. Sekarang jangankan untuk diajak komunikasi, untuk menggerakan kaki saja ibu Nurhayati susah,\" ucapnya. Lebih jauh dikatakan Kreni, pihak keluarga pun tetap optimis demi kesembuhan Nurhayati. Bagaimana pun caranya kelak, kata Kreni, pihak keluarga tetap akan berupaya mengumpulkan pundi-pundi rupiah, agar Nurhayati kembali dirujuk ke rumah sakit. \"Pernah beliau mengucap kata pasrah. Namun berkat dukungan dari keluarga, beliau kembali optimis untuk sembuh. Karena keoptimisan beliaulah, kami pun semangat untuk mengais rezeki yang nantinya akan digunakan untuk biaya pengobatan ibu Nurhayati,\" demikian Kreni, yang saat ini juga berharap adanya uluran tangan dermawan demi membantu kesembuhan Nurhayati. (**)
Tags :
Kategori :

Terkait