Misteri di Balik Kematian Bidan Sus

Kamis 27-07-2017,21:55 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

  • Berniat Kembali Mengambil Ambal
JEJAK sadis pembunuhan bidan Aisyah Susilawati (50), terus dilacak oleh polisi. Beragam catatan dan tanda-tanda pelaku, bak saksi bisu aksi pelaku yang saat ini masih masih jadi pekerjaan polisi yang menunggu diungkap. Sementara itu, sejumlah warga dan tetangga yang berduka mengisahkan, beberapa jam sebelum menghilang dan ditemukan tak bernyawa. Korban masih berbaur bersama kerabat dan tetangganya untuk menghadiri pesta pernikahan (Ijab Kabul,red) warga di Kota Arga Makmur dan pulang ke rumah pada sore hari untuk kembali lagi, guna mengambil ambal yang dipinjamkannya pada acara pernikahan itu. Tuhan Berkehendak lain, korban tak muncul kembali hingga ditemukan tak bernyawa dalam kondisi yang tragis. Lantas, bagaimana polisi mengungkap jejak pelaku dan menyingkap tabir misteri kematian korban. Simak laporan berikut: Benny Siswanto - Arga Makmur POLICE LINE di rumah almarhumah Aisyah Susilawati atau yang akrab disapa Bidan Sus, Rabu (26/7) sekitar Pukul 11.23 WIB akhirnya dibuka. Ada rasa lega dari wajah keluarga lantaran bisa memasuki rumah duka. Namun tak bisa dipungkiri, sedih mendalam masih terus menggelayut di raut wajah putra dan putri korban yang dikenal taat beribadah itu. Polisi sudah merampungkan penyelidikan jejak aksi pembunuhan di rumah yang ada Desa Karang Anyar I Kecamatan Kota Arga Makmur, Bengkulu Utara (BU) itu. Pembukaan garis polisi ini, berdasarkan hasil olah TKP ketiga yang dilakukan oleh tim gabungan dari Polres BU yang dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim, AKP Jufri, SIK bersama dengan keluarga korban. Kerja keras kepolisian mau tak mau harus dilakukan dengan membaca semua jejak pelaku yang semaksimal mungkin harus dibedah untuk mengungkap dalang tindak pidana yang ditetapkan oleh polisi sebagai aksi pencurian dengan kekerasan (curas) yang menyebabkan korbannya meninggal dunia tersebut. Namun yang jelas, kejahatan yang terungkap pada Senin (24/7) dan sudah mengalami progres berharga seperti penemuan salah satu motor korban di wilayah Kota Bengkulu yang diduga sengaja ditinggalkan oleh pelaku serta sidik jari yang tertinggal sekitar lokasi kejadian, menjadi jalan masuk mengungkap tabir pembunuhan yang tergolong sadis tersebut. Kapolres BU, AKBP Andhika Vishnu,SIK melalui Kasat Reskrim, AKP Jufri, SIK membenarkan, pihaknya sudah mempersilahkan keluarga korban untuk memasuki rumah duka yang sejak Senin (24/7) Pukul 20.20 WIB hingga Rabu (26/7) Pukul 12.23 WIB, ditutup untuk umum lantaran kepentingan penyelidikan polisi. Sembari menyampaikan rasa duka mendalam, karena salah satu putra korban adalah keluarga besar Polri, Kasat menyampaikan belasungkawa mendalam terhadap keluarga korban. \"Kita berupaya keras untuk mengungkap kasus ini. Kami mengimbau untuk publik tidak mengembangkan isu-isu yang tidak benar dalam proses penyelidikan. Ini karena adanya informasi rekaman CCTV hingga penangkapan yang sudah dilakukan oleh polisi itu tidak benar. Penyelidikan yang dilakukan tetap mengedepankan profesionalitas kerja polisi,\" tegasnya. Dalam penyelidikan hari ketiga, berdasarkan keterangan dari hasil otopsi yang dilakukan oleh tim forensik Mabes Polri yang dipimpin oleh AKBP dr Ayu yang didampingi Polres BU dan Polda Bengkulu di Rumah Sakit M Yunus, Bengkulu, korban mengalami luka parah di bagian kepala hingga mengakibatkan pecahnya tulang di kepala, yang diduga benturan keras ke dinding rumah korban yang dilakukan oleh pelaku. Tak hanya itu, sebelum dibenturkan, pelaku nampak memukulkan tongkat polisi ke arah leher dan kepala korban hingga menyebabkan pendarahan di bagian organ otak dan pendarahan hingga telinga. \"Seluruh benda-benda yang ada di sekitar tubuh korban saat ditemukan pertama kali, sudah kita amankan untuk membantu pengembangan penyelidikan,\" kata Kasat. Tak hanya itu, selain otopsi, polisi sudah mendapatkan data pendukung lain yang juga dikuatkan oleh keterangan keluarga korban yang mengarah aksi kekerasan yang menyebabkan kematian korban terjadi di hari Jum\'at (21/7) atau lebih kurang 72 jam dari waktu pertama kali korban ditemukan tak bernyawa di rumahnya pada Senin (24/7) sekitar Pukul 19.54 WIB. Data ini dikuatkan dari hasil penelusuran yang dilakukan oleh RU. Salah satu saksi mata yang menyaksikan korban sempat menghadiri resepsi ijab kabul pernikahan warga di Kota Arga Makmur pada Jum\'at (21/7). Disampaikan Lis, salah satu rekan korban saat berada di pesta pernikahan mengatakan, korban bertolak dari kediaman Yarmidal (tuan rumah pesta ijab kabul di hari Jum\'at,red) diperkirakan Pukul 17.45 WIB atau mendekati salat Magrib. Kepada RU, Lis mengatakan, korban sempat berfoto bersama di pesta itu dan mengaku akan kembali lagi ke pesta untuk mengambil ambalnya. Kasat Reskrim pun membenarkan, jika aksi curas itu terjadi hingga menyebabkan korban meninggal terjadi pada Jum\'at malam. \"Hanya saja, setelah ditunggu-tunggu, almarhumah tak kembali lagi. Tapi saat itu, kami tak berpikir sejauh itu. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah. Karena semasa hidup, kalau sedang di rumah, katanya kerap salat berjamaah di masjid yang ada di depan rumahnya,\" ungkap sejawat korban yang terlihat jelas menahan kesedihannya. Hanya saja, untuk motif tindak pidana yang terjadi terhadap oknum bidan, polisi masih menggunakan analogika berpikir berdasarkan data-data dan fakta yang sementara ini mengarah pada aksi curas. Polisi pun menduga sempat terjadi perlawanan antara korban dengan pelaku. Akan tetapi, polisi masih menelusuri kemungkinan-kemungkinan lain antara pelaku dengan korban. Jelasnya, lanjut Kasat, aksi yang dilakukan oleh pelaku terbilang rapi serta polisi menggunakan jejak sidik jari serta barang bukti lainnya untuk memburu pelaku aksi sadis terhadap seorang ibu paruh baya itu. \"Semoga upaya maksimal ini bisa membuahkan hasil dan kepada seluruh masyarakat harus waspada. Karena tindak pidana bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja,\" imbau kasat. (**)
Tags :
Kategori :

Terkait