Kisah La Rinconada, Kota Paling Kaya dan Tertinggi di Dunia Tapi Penduduknya Miskin, Kok Bisa?

Kisah La Rinconada, Kota Paling Kaya dan Tertinggi di Dunia Tapi Penduduknya Miskin, Kok Bisa?

Kisah La Rinconada, Kota Paling Kaya dan Tertinggi di Dunia Tapi Penduduknya Miskin, Kok Bisa?--

RADARUTARA.ID- La Rinconada merupakan sebuah kota yang berlokasi di distrik Ananea, Provinsi San Antonio de Putina, Peru. Kenapa disebut dengan kota tertinggi di dunia? Sebab lokasinya ada di sebuah pengunungan di Perudan debgan ketinggian 5.100 meter di atas permukaan laut.

Perjalanan yang harus ditempuh untuk sampai ke kota ini bukanlah sebentar. Dari Lima, ibu kota Peru, ke kota ini dapat ditempuh dalam waktu sekitar 8 jam. Dua jam ditempuh dengan pesawat dan enam jam sisanya ditempuh menggunakan bus.

Kota La Rinconada dihuni oleh sekitar 30.000 ribu orang. Pemandangan dari kota ini sangatlah mempesona. Dari sini kamu akan melihat pegunungan Andes yang diselimuti oleh salju. Tetapi sayangnya, kehidupan penduduk La Rinconada tak seindah pemandangan yanga ada di kota tersebut.

BACA JUGA:Ini 5 Manfaat Mengkonsumsi Rendang Cumi Khas Mukomuko Bagi Kesehatan Tubuh

Jangan pernah membayangkan kalau di kota ini terdapat rumah-rumah yang bagus. Rumah penduduk La Rinconada cuma terbuat dari lembaran timah, seng maupin kayu. Sulit ditemukan rumah yang terbuat dari batu bata.

Jalan di kota ini juga tidak terbuat dari aspal. Bahkan, di kota ini juga tidak ada pipa ledeng dan sistem pembuangan limbah. Sehingga, sampah-sampah yang ada, dibiarkan menumpuk begitu saja.

Hal ini karena tingginya suhu di Kota La Rinconada yang sangat dingin. Suhunya kerap kurang dari 0 derajat Celcius. Suhu yang sangat dingin itulah membuat udara menjadi tipis. Sehingga, hal ini bisa menyebabkan orang-orang menjadi sulit untuk bernapas.

Kebanyakan penduduk di La Rinconada bekerja di pertambangan emas. Sedangkan penduduk wanitanya menjual barang untuk mendapatkan uang.

BACA JUGA:Kuliner Khas Mukomuko, Begini Cara Memasak Rendang Cumi yang Empuk dan Nampol

Tambang emas di kota ini bukanlah milik perusahaan tetapi ilegal atau tidak resmi. Mereka memakai bahan seperti merkuri yang menyebabkan udara, air, dan salju di sana menjadi terkontaminasi. Tak hanya itu, ada pula perusahaan yang tidak menggaji karyawannya.

Perusahaan ini memakai sistem tenaga kerja kuno bernama cachorreo. Dalam sistem ini, karyawan bekerja selama 30 hari tanpa diberikan upah. Namun pada usia 31 tahun, mereka boleh mengambil bijih emas sebanyak-banyak yang mereka inginkan. Hal yang unik, ada banyak orang yang datang dari luar La Rinconada untuk menjadi penambang emas liar.

Bagi penduduk kota ini, pendidikan merupakan sesuatu yang mahal. Itu sebabnya, banyak anak-anak di kota ini yang tidak disekolahkan orang tunya. Setiap hari anak-anak di La Rinconada membantu orang tua mereka untuk menambang emas.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: