Mengenal Seruit, Ikon Kuliner Bengkulu yang Paling Terkenal dan Wajib Dicoba

RADARUTARA.ID- Bengkulu merupakan salah satu provinsi di pulau Sumatera, Indonesia. Terkenal bukan cuma karena keindahan alamnya yang mempesona saja, namun juga karena kekayaan kuliner tradisionalnya.

Salah satu makanan khas Bengkulu sampai menjadi daya tarik kuliner dari kota ini bernama "Seruit," hidangan yang menyuguhkan kelezatan ikan laut yang diasap berpadu dengan bumbu-bumbu khas. Seruit sudah menjadi bagian integral dari budaya kuliner Bengkulu dan menghasilkan cita rasa khas dari daerah tersebut.

Seruit sudah menjadi salah satu makanan ikonik Bengkulu yang sangat terkenal di kalangan penduduk setempat. Bukan cuma menjadi hidangan sehari-hari, namun juga menjadi bagian dari bermacam acara penting hingga perayaan tradisional di daerah ini.

BACA JUGA:2 Kali Gempa yang Terjadi di Bengkulu Bersumber dari Megathrust, Tsunami 34 Meter Akan Terjadi di Sumatera?

BACA JUGA:5 Tradisi Pernikahan Paling Nyeleneh di Dunia, Ada yang Harus Menikahi Pohon Hingga Pengantinnya Diludahi

Bukan cuma disukai oleh penduduk setempat, Seruit juga berhasil menarik perhatian para wisatawan yang berlibur ke Bengkulu. Pengalaman kuliner yang unik serta autentik, berpadu dengan kelezatan rasa Seruit yang sangat khas, menjadikannya incaran untuk mereka yang sedang mencari petualangan kuliner di kota ini.

Seruit merupakan salah satu contoh makanan laut tradisional Indonesia yang kaya dengan cita rasa khas dari bumbu-bumbu rempah-rempah.

Kelezatan dan keunikan dari hidangan ini menjadi salah satu daya tarik budaya kuliner di Kota Bengkulu. Seruit menjelaskan bagaimana kekayaan alam dan kearifan lokal melahirkan hidangan yang lezat serta mempesona.

Jadi, kalau kamu berkesempatan mengunjungi Kota Bengkulu, jangan lupa untuk mencicipi Seruit serta merasakan kenikmatan dari hidangan laut khas Bengkulu ini. Rasakan gabungan sempurna antara rasa ikan asap dan bumbu rempah-rempah yang khas dari Seruit, sebuah hidangan ikonik yang berhasil memikat selera dan hati warga lokal dan wisatawan.*

Sumber: