Sejarah Candi Plaosan, Konon Bisa Membuat Para Pasangan Lebih Membara Cintanya

Sejarah Candi Plaosan, Konon Bisa Membuat Para Pasangan Lebih Membara Cintanya

Sejarah Candi Plaosan, Konon Bisa Membuat Para Pasang Lebih Membara Cintanya--

RADARUTARA.ID- Candi Plaosan merupakan Candi yang terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini terletak kira-kira satu kilometer ke arah timur-laut dari Candi Sewu atau Candi Prambanan.

Berdasarkan cerita sejarah, candi Plaosan dibangun dengan campuran gaya Hindu Budha.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh seorang pengkaji ideologi Belanda, Johannes Gijsbertus De Casparis, candi Plaosan dibangun sebagai bukti cinta atau mas kawin dari Rakai Pikatan yang berasal dari kerajaan Mataram Hindu keturunan dinasti Sanjaya untuk sang istri yaitu Pramuka Wardani, putri raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra yang beragama Buddha.

Dimana pada saat itu, pernikahan mereka sempat mendapat pertentangan dari kedua belah pihak keluarga.

BACA JUGA:Begini Cara Merebus Jengkol ala Warga Bengkulu Agar Empuk dan Enak

Hanya saja setelah melewati berbagai aral melintang pernikahan tersebut akhirnya berhasil dilangsungkan. Rakai Pikatan juga memberikan kebebasan kepada sang istri untuk menganut agama yang berbeda. Bahkan sebagai hadiah pernikahan Raka Pikatan akhirnya  membangun candi Plaosan tersebut, sebagai bukti cinta mendalamnya kepada istri. 

Ini juga yang menjadi sebab munculnya mitos yang berkebalikan dari candi Prambanan. Kalau konon mitosnya pasangan jangan datang ke candi Prambanan. Namun sebaliknya mitos mengatakan, bahwa para pasangan disarankan untuk datang ke candi Plaosan, agar cintanya menyala membara seperti cinta Raja Rakai Pikatan kepada istrinya.

Meski versi sejarah Candi Plaosan di atas sangatlah populer. Akan tetapi banyak juga sejarawan yang membantah teori tersebut. 

De Casparis, mengemukakan pendapat itu setelah menafsirkan isi prasasti yang ditulis dalam bahasa Sansekerta bahwa Candi Plaosan dibangun oleh Ratu Sri Kahulunan yang dibantu suaminya.

BACA JUGA:Ingin Buat Sertifikat Tanah Lewat Program PTSL? Begini Cara, Syarat sampai Biayanya

De Casparis menafsirkan Sri Kahulunan sebagai Pramodha Wardhani, Putri mahkota penerus raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra.

Pendapat tersebut pun dibantah oleh seorang arkeolog bernama Buchari. Menurutnya,  Ratu Kahulunan yang dimaksud dalam prasasti tersebut adalah Dewitara, permaisuri dari Raja Samaragrawira yang menurut banyak sejarawan identik dengan raja Samaratungga.

Jadi bisa dikatakan menurut pendapat populer ini Dewi Tara adalah ibu Suri dari Pramugawardhani. Sehingga jika mengacu pendapat ini maka candi Plaosan adalah murni candi Budha.  

Sementara itu dilihat dari versi lain lagi menyebutkan bahwa candi Plaosan ini dibangun oleh Rakai Panangkaran, Raja sebelum Rakai Pikatan yang juga beragama Hindu.  Tapi kemudian Rakai Pikatan menambahkan beberapa bangunan baru khas agama Buddha pada kompleks candi ini untuk menghormati istrinya yaitu Pramuka Wardani.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: