Dianggap Membahayakan Ekosistem, Pertambangan Pasir Pulau Enggano Dihentikan

Dianggap Membahayakan Ekosistem, Pertambangan Pasir Pulau Enggano Dihentikan

Ilustrasi tambang Pasir--

RADARUTARA.ID - Kegiatan pertambangan pasir di pulau Enggano dihentikan sementara oleh Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu.

Hal ini dilakukan lantaran kegiatan pertambangan pasir tersebut dinilai bisa mempercepat abrasi pantai dan merusak ekosistem mangrove.

Izin pertambangan pasir yang dihentikan adalah milik dari PT Kalapa Satangkal Makmur Sejahtera.

"Pertimbangan lain adalah penambangan pasir itu mempercepat abrasi pantai sehingga untuk sementara dihentikan," kata Kepala Dinas ESDM Provinsi Bengkulu, Hermansyah Burhan di Bengkulu.

Sementara itu, aksi protes terhadap aktivitas pertambangan pasir di pulau Enggano juga sudah mulai terjadi, sebelumnya para aktivitas lingkungan hidup yang ada di Provinsi Bengkulu yang tergabung dalam  Aliansi Masyarakat Sipil Penyelamat Enggano.

Melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran Simpang Lima Kota Bengkulu, Mereka  pun meminta penyelamatan Pulau Enggano segera dilakukan. Oleh sebab itu penambangan pasir yang ada harus segera dihentikan.

"Penambangan pasir ini sangat membahayakan Pulau Enggano," kata Koordinator aksi, Sony Taurus. 

Lebih jauh di jelaskan oleh Soni, berdasarkan studi yang dilakukan luas daratan Pulau Enggano sudah berkurang cukup banyak, dimanaa sebelumnya Pulau Enggano memiliki luas yang 40 Ribu hektare dan kini sudah menjadi 39 Hektare.

"Karena itu, segala bentuk eksploitasi sumber daya alam yang akan mengancam  harus dihentikan," jelasnya.

Disisi lain, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Bengkulu, Ali Akbar menyampaikan , meskipun aktifitas pertambangan pasir sudah duhen sementara, pihak perusahaan juga harus bertanggung jawab untuk mengembali fungsi dari kawasan itu. Salah satu nya adalah merehabilitasi ekosistem mangrove.

"Mangrove berfungsi sebagai benteng penahan abras, oleh sebab itu jangan sampai rusak apalagi wilayah Enggano ini sangat rentan," ujarnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: