Ternyata Hal Ini yang Buat Karir Dudung Abduracman Melejit, Hingga Dilantik sebagai Kepala BIN

RADARUTARA.ID - Jenderal TNI Dudung Abduracman saat ini memang tidak lagi menjabat sebagai Kepala Satuan Angkatan Darat (KSAD) hal ini setelah posisinya digantikan oleh Letnan Jenderal TNI Agus Subiyanto.

Pelantikan Letnan Jenderal TNI Agus Subiyanto sendiri sebagai KSAD mengantikan Jenderal TNI Dudung Abduracman sudah dilakukan pada Rabu (25/10) di istana Negara oleh Presiden Jokowi.

Disisi lain, ada juga hal menarik untuk dibahas dalam karir mantan KSAD, Jenderal TNI Dudung Abduracman.

Dudung sendiri lulus dari Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1988. Belum ada yang spesial Dudung memulai karirnya sebagai  prajurit Infanteri.

BACA JUGA:Ini Daftar lengkap, Pejabat Baru di Polres Bengkulu Utara

Karir Dudung mulai menanjak setalah dia mendapatkan kepercayaan untuk menjabat sebagai Dandim 0406/Musi Rawas ketika ia masih berpangkat Letnan Kolonel pada tahun 2004-2006.

Tak berselang lama, Dudung juga pernah menjadi  Dandim 0418/Palembang pada tahun 2006-2008.

Setelah itu ia lantas mendapatkan kenaikan pangkat Menjadi kolonel dan ditugaskan menjadi  Aspers Kasdam VII/Wirabuana.

Lalu, Dudung juga tercatat menjadi perwira tinggi (pati) TNI AD yang berpangkat Brigadir Jenderal dan dipercaya sebagai Wagub Akmil pada tahun 2015.Tak berselang lama , ia lantas di rotasi menjadi Staf Khusus KSAD dan Waaster KSAD.

BACA JUGA:Gantikan Dudung Abduracman, Agus Subiyanto Jabat KSAD

Pada tahun 2018 Dudung kembali mengalami kenaikan pangkat menjadi mayor jendral serta dipercaya menjabat sebagai Gubernur Akmil. Pada tahun 2020 Dudung lantas dipromosikan sebagai  Pangdam Jaya.

Nama Dudung langsung melejit dan dikenal luas pada akhir 2020 , saat itu ia bersitegang dengan  Front Pembela Islam (FPI). 

Dudung kala itu memberikan perintah kepada anggotanya untuk mencabuli baliho dukungan  terhadap pimpinan FPI Rizieq Shihab di sejumlah titik di Jakarta.

Tak hanya sampai disitu, Dudung juga mengancam bakal membubarkan FPI. Karena organisasi tersebut menimbulkan polemik.

Sumber: