Mengungkap Rahasia Makam Mbah Moen di Makkah yang Tak Pernah Sepi dari Peziarah

RADARUTARA.ID - Mbah Moen wafat di hari Selasa Pon pada tanggal 5 Dzulhijjah 1440 Hijriyah yang tepatnga 6 Agustus 2019 Masehi.

Hingga saat ini, makam Mbah Moen tidak pernah sepi dari penziarah, entah itu satu orang, dua orang, atau rombongan, ditambah lagi jika musim umroh atau haji.

Lantas, apa rahasia di balik kemuliaan Mbah Moen yang seperti tak lekang oleh waktu ini? Menjadi orang yang masyhur dengan kemuliaannya di negara orang, di kota termulia di dunia yakni Makkah.

Ternyata, ada dua hal yang menjadi sebab kenapa makam Mbah Moen di Makkah bisa ramai penziarah.

Yang pertama, semasa hidupnya Mbah Moen dikenal sebagai sosok yang sangat menyukai ziarah kubur para wali. Hampir semua makam para wali pernah Mbah Moen ziarahi, malah ada makam-makam yang tidak banyak diketahui oleh orang namun tetap diziarahi oleh Beliau.

BACA JUGA:Amalan Penghapus Dosa, Kata Ustadz Adi Hidayat Cukup Lakukan Hal Ini Jika Ingin Sekeluarga Masuk Surga

Sebagai salah satu contoh, Mbah Moen pernah memberikan pesan kepada para santrinya yang datang dari luar negeri untuk berziarah lebih dulu ke Luar Batang:

"Salah satu kebiasaan para ulama Sarang yakni sesudah tholabul ilmi dari luar negeri mereka ziarah ke Habib Husen Luar Batang. Habib Husen Luar Batang itu seperti gudang ilmu gabungan mulianya ilmu dan nasab."

Mbah Moen bahkan sampai rela menempuh jarak ribuan kilo meter cuma untuk menziarahi makam para wali.

Mbah Moen juga pernah jauh-jauh ke Uzbekistan demi bisa berziarah ke makam Syaikh Bahauddin Annaqsyabandi yang merupakan seorang pendiri Thoriqoh Naqsyabandi.

Kecintaan Mbah Moen yang dahsyatnya terhadap ziarah kubur ini mungkin yang membuat makamnya menjadi ramai diziarahi orang hingga saat ini.

BACA JUGA:Bukan Banjir Lagi! Ini 7 Shio yang Bakal Kena Tsunami Duit di Bulan September 2023

Yang Kedua, yaitu barokah dari doa Mbah Moen sendiri. Mbah Moen selama 18 tahun berdoa serta bermunajat semoga Allah SWT mengumpulkan dan makamkan beliau bersama para ulama ahlul bait.

Dari kitab beliau مسلك التنسك المكي Mbah Moen menulis:

Sumber: