Mr Assaat, Presiden Republik Indonesia yang Tak Tercatat
Mr Assaat, Presiden Republik Indonesia yang Tak Tercatat--
RADARUTARA.ID - Mr. Assaat yang memiliki gelar Datuk Mudo merupakan seorang politisi dan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Sebagai seorang politisi beliau pernah memangku jabatan pemerintahan Republik Indonesia meskipun memang tidak tercatat secara resmi dalam sejarah sebagai presiden RI.
Tanpa jasa beliau, Indonesia mungkin saja telah direbut kembali oleh Belanda, karena kondisi kekosongan pemerintahan setelah agresi militer Belanda 2. Pada peristiwa ditangkapnya Bung Karno dan Bung Hatta. Pada saat Belanda melakukan agresi militer Belanda 2 pada tahun 1948, sejumlah tokoh-tokoh penting ditangkap oleh Belanda dan diasingkan.
Seperti insinyur Soekarno Muhammad Hatta, haji Agus Salim, dan beberapa menteri kabinet lain yang kemudian ditangkap.
Hal ini membuat kekuasaan pemerintah dialihkan ke Sumatera Barat di bawah pimpinan syafruddin prawiranegara.
Pada Agustus 1949 dilakukanlah konferensi meja bundar di Den Hang, yang salah satu hasil dari perjanjian KMB tersebut adalah penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Republik Indonesia Serikat atau RIS.
Pada awalnya RIS merupakan taktik Belanda untuk memecah belah Indonesia, akan tetapi RIS juga dijadikan sebagai taktik para pemimpin RI agar Belanda mengakui kedaulatan Indonesia.
Pembentukan negara menjadi RIS membuat Indonesia menjadi 16 negara bagian. Salah satunya yaitu negara Republik Indonesia yang memiliki wilayah di Yogyakarta.
Selain itu, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta diberi tugas sebagai Presiden dan Perdana Menteri Republik Indonesia Serikat (RIS), mengakibatkan kekosongan kepemimpinan dalam pemerintahan Republik Indonesia.
Apabila Presiden dan Wakil Presiden tidak bisa menjalankan tugas kepemimpinan, konstitusi menetapkan bahwa Ketua BP KNIP akan bertanggung jawab atas semua kewajiban. Inilah sebabnya mengapa Mr Assaat akhirnya dipilih untuk menjadi pelaksana tugas Presiden Negara Republik Indonesia.
Dalam masa menjadi Presiden sementara, Mr Assaat, yang dikenal sebagai datuk mudo, menjalani kehidupan yang sederhana dan menolak dipanggil dengan gelar 'Yang Mulia Paduka'. Ia juga berperan penting dalam penandatanganan pendirian Universitas Gadjah Mada (UGM).
Pengembalian jabatan Presiden RI dari tangan Mr Assaat kepada Soekarno terjadi pada tanggal 15 Agustus 1950. Setelah itu, Assaat singkatnya menjabat sebagai Anggota Parlemen dan Menteri Dalam Negeri dalam Kabinet Natsir. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: