Bulan Suro, Waktu yang Pas Memandikan Benda Pusaka, Begini Caranya

Bulan Suro, Waktu yang Pas Memandikan Benda Pusaka, Begini Caranya

Bulan Suro, Waktu yang Pas Memandikan Benda Pusaka, Begini Caranya--

RADARUTARA.ID - Bagi masyarakat Jawa, bulan Suro adalah bulan yang sakral. Di bulan ini banyak dari masyarakat Jawa yang memandikan atau membersihkan pusakanya seperti keris, tombak, patrem, pedang dan yang lainnya. 

Nah, untuk dapat membersihkan keris perlu diperhatikan beberapa hal supaya tidak salah. Pemerhati keris di Salatiga yang bernama Dekan Bawono merupakan warga Domas, Sidorejo membagikan tips membersikan keris. 

Setiap bulan Suro pria yang hobi mengumpulkan keris ini biasa membersihkan pusaka koleksinya. Membersihkna keris adalah bagian dari kearifan lokal, tradisi ini merupakan kebiasaan dari leluhur. Dan ada nilai filosofi dari tradisi membersihkan keris tersebut.

Sebenarnya keris bukan hanya dibersihkan saat bulan Suro saja, namun hendaknya apabila sudah kotor dan muncul karat harus cepat dibersihkan. Tetapi karena sudah menjadi tradisi, maka ada bebepara orang yang mempunyai pusaka, membersihkankan keris milik mereka pada bulan Suro.

BACA JUGA:Cuma Modal Telapak Tangan, Begini Cara Ampuh Mendeteksi Keberadaan Makhluk Halus dan Benda Pusaka Disekitarmu

Adapun tujuan dari membersihkan keris tersebut agar tidak karatan dan korosi. Pasalnya apabila sudah karatan dan korosi, maka keris tersebut akan menjadi keropos. Apabila rusak, maka unsur seni dan keindahannya pun ikut hilang.

Untuk membersihkan keris, tergantung  pada tingkat korosinya. Apabila cuma kotor dan korosi sedikit, maka hanya perlu dibersihkan menggunakan kain lap dan kuas yang dicampur dengan minyak. 

Tetapi jika korosinya parah, bisa direndam terlebih dahulu ke dalam air kelapa. Lalu setelah karatannya rontok, dibilas menggunakan jeruk nipis. Kemudian dicuci dengan air dan dioles minyak.

Minyak yang digunakan disini bisa menggunakan minyak goreng yang biasa digunakan untuk memasak. Minyak tersebut malah bagus lantaran sangat awet dan tidak merusak bilahnya.

BACA JUGA:BMKG : Waspada Puncak El Nino di Bulan Agustus-September. Dampaknya Tidak Hanya Kekeringan Tetapi Juga Banjir

Jadi, jangan salah persepsi dulu. Memberi minyak pada keris itu berarti memberikan sesajen. Padahal itu persepsi yang salah. Artinya sudah terkandung jelas agar selalu bersih, sehingga keris menjadi awet. Jika awet, seni dan keindahannya pun terjaga dan dapat diwariskan pada anak cucu sehingga tidak akan punah.

Lantas, bagaimana dengan cerita keris sakti dan semacamnya itu ? 

Memang ada sebagian masyarakat yang percaya, keris ada yang mempunyai tuah atau yoni tertentu. Tetapi, pada intinya semua kekuatan itu asalnya dari Tuhan Yang Maha Esa.

Masyarakat Indonesia harusnya berbangga mempunyai warisan keris buatan para empu. Pasalnya selain wayang dan batik, senjata asli nusantara ini telah diakui secara resmi oleh Unesco, hingga lembaga PBB yang mengurusi budaya. Yang mana keris termasuk dalam peninggalan warisan dunia.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: