Mengenal Eyang Lawu, Putra Asta Dewa yang Terkenal Bijaksana
Mengenal Eyang Lawu, Putra Asta Dewa yang Terkenal Bijaksana--
RADARUTARA.ID - Jauh sebelum kedatangan Syekh Subakir yang kemudian disebut menancapkan paku di pulau Jawa, ada 9 sosok jin yang disebut Sanghyang memiliki kemampuan menonjol dan menguasai tanah Jawa. Salah satunya Asta Dewa yang kemudian memiliki anak, putra dan putri yang salah satunya bersemayam di Gunung Lawu.
Saat sebelum bertukar istri dengan Sanghyang Baruna, penguasa laut selatan, Sanghyang Asta Dewa tidak mengetahui jika pernikahanya dengan Nogo Ireng yang menghuni sungai Brantas akan melahirkan anak.
Hingga suatu hari, sesaat sebelum Nogo Ireng dibawa oleh Sanghyang Baruna, Nogo Ireng melahirkan dua orang putra kembar.
Lahir yang pertama bernama Joyo Menggolo atau Jaya Menggala, kemudian hanya dalam hitungan jam, lahir lagi seorang putra yang diberi nama Joyo Wiseso.
BACA JUGA:Ini Sosok Dewi Lanjar Sebenarnya, Ratu Pesugihan Paling Licik Sejagad
Joyo Menggolo dan Joyo Wiseso kemudian dibawa oleh Sanghyang Lohdaya agar tidak ketahuan Sanghyang Baruna ke wilayah Jawa Barat.
Setelah besar dalam asuhan Sanghyang Lohdaya, Joyo Menggolo kemudian pergi ke Gunung Lawu dan mendirikan keratonnya di sana.
Sementara, Joyo Wiseso memilih terus berkelana, hingga mengasah kemampuannya di Baluran dan akhirnya menjadi penguasa di Alas Purwo.
Joyo Menggolo sejak kejadian runtuhnya Majapahit masih memilih menyepi di Keraton Gunung Lawu.
BACA JUGA:Penguasa Alam Jin Tanah Jawa Sebelum Datang Syekh Subakir, Hubungan Asta Dewa dan Ratu Kidul
Sifatnya yang halus dan bijaksana membuat Ia memilih mengikuti ajaran yang dibawa oleh Syekh Subakir. Namun demikian, Ia mengislamkan dirinya saat masih di zaman Sunan Giri.
Dalam sebuah dialog spiritual, Joyo Menggolo atau yang disebut Eyang Lawu pernah berpesan, untuk tidak pernah menyangkut pautkan kejadian-kejadian alam dengan alam ghaib atau jin. Pasalnya, hal itu tidak ada kaitannya sama sekali.
Menurut Eyang Lawu, kejadian-kejadian alam, baik itu gunung meletus atau banjir dan lain sebagainya sudah menjadi kehendak Allah SWT dan takdir yang harus dijalani.
Sebagai umat Allah, Joyo Menggolo menyebut bahwa segala sesuatu hanya bisa dipasrahkan pada Allah semata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: