Penguasa Alam Jin Tanah Jawa Sebelum Datang Syekh Subakir, Hubungan Asta Dewa dan Ratu Kidul

Penguasa Alam Jin Tanah Jawa Sebelum Datang Syekh Subakir, Hubungan Asta Dewa dan Ratu Kidul

Penguasa Alam Jin Tanah Jawa Sebelum Datang Syekh Subakir, Hubungan Asta Dewa dan Ratu Kidul--

RADARUTARA.ID - Sebelumn datangnya Syekh Subakir ke tanah 'pulau' Jawa hingga saat ini, alam jin di tanah Jawa kekuasaannya masih dipegang oleh 8 Sanghyang (awalnya 9 Sanghyang, namun salah satu Sanghyang saat ini menjadi penguasa di tanah Kalimantan), kesemuanya masih kakak beradik. Meski ada yang berbeda Ibu. Namun semuanya satu bapak.

Jauh sebelum Syekh Subakir datang dan bertarung dengan Asta Dewa, kekuasaan alam jin di tanah Jawa diberikan kepada Sanghyang Baruna, yang tak lain Ratu Pantai Selatan. Dikira Sama, Inilah Perbedaan Kanjeng Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul

Menurut salah satu spiritualis dan kisah tanah Jawa, pada masa kepemerintahan Sanghyang Baruna, tanah Jawa dipenuhi dengan pergolakan pertumpahan darah dan angkara murka.

Melihat hal ini berlangsung terus menerus, Sanghyang Baruna pun menyerah. Ia mengaku pada ayahnya tidak sanggup memimpin tanah Jawa.

Ayahnya yang sejak awal mengetahui hal ini kemudian membiarkan alam jin di tanah Jawa kosong tanpa ada yang memegang kekuasaan.

Sayangnya, hal ini justru berdampak semakin buruk. Peperangan dan pertumpahan kian merajalela.

Maka, ayah dari 9 Sanghyang yang berada di kahyangan menurunkan adik dari Sanghyang Baruna, yakni Pangeran Ismoyo (Sanghyang Ismoyo) untuk memimpin alam jin di tanah Jawa.

Sanghyang Ismoyo atau biasa disebut Eyang Ismoyo akhirnya turun dari kahyangan dan menjadi penguasa alam jin tanah Jawa.

Tak jauh berbeda dengan kakaknya Sanghyang Baruna, di masa kepemimpinan Sanghyang Ismoyo, tanah Jawa masih saja bergolak, penuh dengan dendam dan pertumpahan darah.

Sanghyang Ismoyo pun tak mau berlama-lama, Ia merasa tak sanggup dan langsung menyerahkan kembali kekuasaanya kepada sang ayah.

Sanghyang Ismoyo lalu memilih menyepi dan belajar agama ke Puncak Himalaya.

Atas dasar ketidaksanggupan kedua sanghyang ini, Ayah dari Sanghyang (akan diungkap identitasanya pada artikel selanjutnya) memutuskan mengutus Sanghyang Asta Dewa untuk memimpin alam jin di tanah Jawa.

Asta Dewa yang saat itu sudah nyaman dengan kedudukannya di Gunung Semeru sebetulnya merasa keberatan. Namun, karena hal ini menjadi titah ayahnya, mau tidak mau Ia menggantikan kakaknya untuk naik tahta menjadi penguasa tanah Jawa.

BACA JUGA:Ini Isi Perjanjian Syekh Subakir dan Eyang Semar, Jika Dilanggar Petaka di Pulau Jawa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: