Pria Ingin Memikat Wanita Idaman? Ini Bacaan Mantra Pemikat Wanita dari Primbon Mangkuprajan

Pria Ingin Memikat Wanita Idaman? Ini Bacaan Mantra Pemikat Wanita dari Primbon Mangkuprajan

Pria Ingin Memikat Wanita Idaman? Ini Bacaan Mantra Pemikat Wanita dari Primbon Mangkuprajan--

RADARUTARA.ID - Ramalan Primbon Mangkuprajan berisi tulisan mengenai ketauhidan Islam, tasawuf Islam Jawa hingga doa serta mantra. Salah satu diantaranya yaitu mantra pengasih atau pemikat wanita. 

"Kebanyakan berisi tentang pengasihan. Contohnya pada saat mengejar wanita, diharuskan puasa pati geni, tidak menatap cahaya selama tiga hari. Kemudian membaca doa yang tertulis di kitab ini," ucap penerjemah di Museum Radya Pustaka, Totok Yasmiran.

Kitab karya K.R.A. Mangkupraja itu ditulis pada tahun 1785-1815 silam. Mangkuprajan menuliskannya ke dalam dua tulisan, yaitu huruf Jawa kuno dan pegon. Pegon adalah bahasa Jawa yang ditulis dengan huruf Arab. Di bagian yang ditulis dengan pegon, cetakan halamannya dibuat terbalik.

Dalam alih aksara kitab itu dalam tulisan latin, mantra tersebut berbunyi, "Punika sijanah lamun arep ing wong wadon apuwasaha telung dina pati geni insya allah asih ikulah dongane."

"Allahumma sih sijabah ketit sukemen cahyaku tawaabu 'ghofiru khasiibu wakiilu kaafiyun roziqu salamu mu'minu sarii'u badii'u baathinu khafiilu kaamilu mubtadii'u mu'iidu mu'iitsu muujidushoodiqu sarii'u."

BACA JUGA:Primbon Jawa : Ini 5 Cara Khodam Uang Bisa Mendekatimu, Dipercaya Bisa Bikin Kaya Raya!

BACA JUGA:Hati-hati 3 Shio Diprediksi Akan Bangkrut dalam Waktu Dekat, Makin Seret Jelang Liburan

Totok mengatakan, doa atau mantra maupun jimat itu terpengaruh Kitab Mujarobat. Kitab tersebut berisi mengenai pengobatan spiritual dari Timur Tengah.

Totok menyampaikan jika hal ini merupakan khasanah budaya Jawa. Dan bukan menjadi tuntunan Nabi Muhammad SAW. 



"Saya ingatkan, jika ini ditelusuri memang tidak ada tuntunannya dari Nabi Muhammad SAW dan tidak bisa diilmiahkan juga. Mungkin orang zaman dulu pernah mencoba dan berkhasiat, kemudian dicatat," terang Totok.



Naskah kuno itu sudah melalui tahap digitalisasi supaya 'mengawetkan' ilmu di dalamnya. Tulisan-tulisan Jawa dan pegon yang ada dalam manuskrip tersebut juga telah diterjemahkan ke dalam tulisan latin supaya lebih mudah dimengerti.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: