Bikin Kaget, di Banjarnegara Ada Komunitas Para Janda, Anggotanya Sampai Ratusan Orang
Bikin Kaget, di Banjarnegara Ada Komunitas Para Janda--
RADARUTARA.ID - Menyandang status janda bagi sebagian orang tidaklah mudah. Bagaimana tidak, sudah ditinggal suami, masih kerap dicap miring sebagai wanita penggoda, hingga harus berjuang menjadi tulang punggung keluarga seorang diri.
Namun hal tersebut tak mengoyahkan semangat dan kreatifitas para janda di Banjarnegaara. Mereka membuat sebuah komunitas namanya JAKET atau Janda Kreatif.
Komunitas janda ini merupakan sebuah gagasan kreatif sebagai wadah bagi para janda di Banjarnegara, sebagai ajang silaturahmi dan turut serta membuat gagasan gagasan kreatif bagi anggotanya untuk maju dan memajukan Banjarnegara.
BACA JUGA:Pria Mari Rapatkan Barisan, Ternyata di Kampung Cisampay Ada Gadis Rasa Janda
Tidak tanggung-tanggung, komunitas yang baru seumur jagung ini kini anggotanya sudah lebih dari 100 orang.
“Kita punya inisiatif membentuk grup JAKET agar bisa saling bersatu merangkul , bekerja sama satu sama lain,” kata Riningsih, Ketua Komunitas Janda Kreatif.
Rini menegaskan komunitas ini bukan ajang untuk 'gaya-gayaan'. Tetapi diharapkan mampu membentuk janda yang berkualitas. Salah satunya adalah menjadi janda yang mandiri.
Tak hanya itu, menurut perempuan yang telah menjanda selama 19 tahun ini, kedepan komunitas JAKET juga akan melakukan berbagai program pelatihan untuk menambah penghasilan. Dengan begitu, ia berharap dalam komunitas tumbuh rasa saling bantu. Sehingga, janda di Banjarnegara dapat berdikasi meski sendiri.
“Dengan menjadi janda status telah berubah, dari tulang rusuk kini menjadi tulang punggung. Jadi kita harus mandiri. Dengan adanya pelatihan nanti bisa nambah penghasilan. Misal anggota ada yang punya usaha, disitu misal ada yang belum bekerja bisa kerjasama. Atau yang punya jasa misal catering bisa diarahkan untuk order di anggota dan sebagainya, " ujarnya.
BACA JUGA:Ini 7 Keuntungan yang Kamu Dapatkan Saat Menikahi Janda Mahmud, Auto Jadi Incaran
Rini mengaku stigma miring kerap melekat pada seorang janda. Padahal, menurutnya menjadi seorang janda bukanlah pilihan, namun keadaan.
"Menjadi janda ini konotasinya negatif. Apa-apa jelek, kadang yang baik aja dijelek-jelekin. Makanya sekarang ada yang akhirnya keluar dari komunitas karena belum siap. Mereka merasa menjadi janda itu aib," ungkapnya.
Adanya perasaan tersebut, komunitas Jaket pun mulai menggelar pertemuan rutin satu bulan sekali. Tujuannya sebagai ajang sharing antaranggota.
"Kita ada pertemuan sebulan sekali. Kita saling sharing, saling berbagi untuk saling menguatkan. Kalau ada yang bilang ini itu ya saling menguatkan," ujar warga Desa Tunggoro Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: