Dinkes Mukomuko, Temukan Warga yang Miliki Antibodi Covid-19

Dinkes Mukomuko, Temukan Warga yang Miliki Antibodi Covid-19

Dinkes Mukomuko temukan antibodi Covid-19.--

MUKOMUKO, RADARUTARA.ID- Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu telah melaksanakan sero survei serologi antibodi masyarakat terhadap virus Covid-19.

Kabar baiknya, dari 100 warga yang diambil sampel mewakili masyarakat kabupaten Mukomuko, seluruhnya dinyatakan positif memiliki antibodi terhadap Covid-19.

Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Bustam Bustomo, SKM didampingi Kabid Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kabupaten Mukomuko, Jajat Sudrajat, SKM ketika dikonfirmasi, Rabu (18/1).

"Sero survei tahap dua yang sudah dilakukan bulan November dan Desember 2022 lalu, hasilnya sudah keluar dan dinyatakan bahwa masyarakat kita memiliki kekebalan tubuh terhadap Covid-19," katanya.

Dijelaskannya, ada dua faktor yang melatarbelakangi masyarakat Kabupaten Mukomuko memiliki antibodi terhadap Covid-19.

Diantaranya karena faktor alam dan karena faktor buatan. Faktor alamnya, masyarakat yang tidak ikut vaksin namun mereka terpapar Covid-19. Setelah mereka sembuh, dengan sendirinya akan terbentuk daya kekebalan tubuh dari virus itu.

Lalu yang kedua karena faktor buatan, yaitu masyarakat yang diberikan vaksin Covid-19 dari mulai dosis satu hingga dosis tiga atau booster.

"Masyarakat yang dikasih vaksin kemarin memiliki kekebalan tubuh dari Covid-19. Termasuk warga yang tidak vaksin namun terkena Covid, juga memiliki kekebalan yang sama," terangnya.

Masih dikatakan Bustam, meski masyarakat di daerah ini memiliki antibodi terhadap Covid-19. Bukan berarti Kabupaten Mukomuko sudah aman dari Covid. Virus itu masih ada dan sewaktu-waktu bisa menyerang masyarakat.

Hanya saja, jika pun ada masyarakat yang terserang Covid, namun resikonya tidak setinggi tahun sebelumnya.

"Tingkat kesakitan tidak terlalu parah, dan tingkat kematian pun sangat kecil bahkan tidak ada. Sebab antibodi masyarakat terhadap Covid-19 sudah terbentuk," bebernya.

Di bulan Januari 2023 ini, pihaknya kembali melakukan sero survei untuk mengambil 100 sampel masyarakat secara acak dari mulai usia 0 hingga lansia.

Sebanyak lima desa yang sudah diambil sampelnya, namun tidak sampai 100 karena ada 18 responden belum bersedia. Sehingga sampel yang bisa dikirim ke pusat untuk diuji hanya sebanyak 82 orang. 

"Warga di lima desa yang kita ambil sampel berdasarkan acak dari pemerintah pusat. Dan sampel yang kita ambil itu mulai dari warga yang divaksin dan yang tidak. Seluruh sampel sudah kita kirim ke pusat. Untuk mengetahui hasilnya, biasanya kita menunggu dua hingga tiga bulan kedepan. Mudah-mudahan saja hasilnya nanti bagus seluruhnya," harapnya. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: