Mau Buka Pertashop? Pikir Ulang, Katanya Ada yang Mau Bangkrut

Mau Buka Pertashop? Pikir Ulang, Katanya Ada yang Mau Bangkrut

Operator Pertashop di Desa Suka Baru menunggu pembeli yang datang--

RADARUTARA.ID - Bagi Anda yang berencana memulai bisnis penjualan bahan bakar minyak (BBM) dalam bentuk ritel Pertashop sebaiknya pikir-pikir lagi. Ini lantaran masa depan Pertashop di tahun 2023 terlihat kian suram. Bahkan, sebagian Pertashop di Provinsi Bengkulu saat ini terancam gulung tikar alias bangkrut.

Kondisi ini disampaikan Ketua Umum Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI) Provinsi Bengkulu, Steven, saat dibincangi RadarUtara.ID, Kamis, 5 Januari 2023. 

Steven mengatakan, jika di tahun 2023 ini peredaran minyak subsidi merajalela dan disparitas harga masih jauh. Maka, keberadaan Pertashop di seluruh pelosok desa yang sebelumnya digadang-gadang sebagai mitra dari pemerintah untuk memenuhi keperluan BBM masyarakat, justru terancam bangkrut.

"Tidak hanya itu saja. Dari sisi tenaga kerja, khususnya operator yang selama ini diberdayakan oleh setiap Pertashop juga terancam dirumahkan alias kehilangan pekerjaan," ungkapnya.

Steven mengatakan, ada beberapa persoalan serius yang saat ini banyak dikeluhkan oleh seluruh pengusaha Pertashop, khususnya di Provinsi Bengkulu. 

Pada umumnya, kata Steven, keluhan atau kendala yang ditemui oleh pengelola Pertashop di lapangan, menyangkut kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. 

Diantaranya, soal disparitas antara harga BBM subsidi dan non subsidi yang terpaut jauh, masih merajalelanya peredaran BBM subsidi ilegal yang saat ini masih diperjualbelikan, ketidak sesuaian produk yang dijual dengan pangsa pasar dimana masyarakat berpenghasilan rendah dipaksa untuk mengakses BBM non subsidi, sementara masyarakat mampu diberi akses untuk mendapatkan BBM subsidi.

Berikutnya, lanjut Steven, perubahan regulasi serta biaya perizinan yang tinggi juga membebani eksistensi Pertashop. 

Di sisi lain, omset yang didapatkan dari penjualan BBM di Pertashop juga jauh menurun dibanding biaya operasional yang harus ditanggung setiap harinya. 

"Kami berharap pemerintah pusat bisa serius melihat masalah-masalah yang dihadapi oleh rekan-rekan di Pertashop ini. Apabila pemerintah tidak segera hadir dan memberi solusi konkret. Maka kami sendiri pesimis, kehadiran Pertashop ini bisa bertahan lama. Dan keadaan, ini sudah dirasakan oleh rekan-rekan di Pertashop sejak di tahun-tahun sebelumnya," bebernya.

Steven juga menegaskan, dampak persoalan yang dihadapi oleh pengusaha Pertashop saat ini, tidak hanya soal beban kebutuhan operasional harian yang harus dipenuhi.

Pasalnya, pengusaha Pertashop juga ada yang mengandalkan pembiayaan bank untuk membuka usaha ini.

"Kondisi ini sangat terasa bagi pengusaha muda yang selama ini berspekulasi mengandalkan modal bank. Bahkan dampak paling ekstrem atas permasalahan ini juga sudah kami temukan. Tidak sedikit Pertashop di beberapa daerah yang pada akhirnya harus tutup alias gulung tikar," demikian Steven. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: