Sepasang Kekasih Ini Menikah Setelah 27 Tahun Tunangan
Sumarni dan Mocharam Kolopaking akhirnya menikah setelah 27 tahun tunangan--(Koran Berita Buana - 16-11-1978)
RADARUTARA.ID - Ini adalah sebuah kisah nyata sepasang kekasih yang sudah bertunangan, saling menunggu hingga 27 tahun setelah tunangan, baru bisa menikah. Adalah seorang wanita bernama Sumarni. Pada tahun 1949, Sumarni pertama kali bertemu dengan sosok laki-laki yang dicintainya, namanya Mocharam Kolopaking. Pertemuan itu terjadi di Banda Aceh. Keduanya saling tertarik dan jadilah sepasang kekasih.
Lantaran sudah semakin serius, pada tahun 1950 mereka bertunangan, dan berencana meneruskan ke jenjang perkawinan. Sayangnya, rencana tinggal rencana, di tahun 1951, Mocharam Kolopaking mendapat panggilan untuk melanjutkan pendidikannya ke Belanda. Lama belajarnya sekitar 2 sampai 3 tahun.
Sejak tunangannya pergi ke negeri Belanda, Sumarni tak pernah mendapat kabar lagi. Sumarni hanya mendapat berita saat negeri Belanda dilanda banjir.
Sekian lama menunggu, Sumarni tak kunjung mendapat kabar dari Mocharam. Sebab itu, Sumarni dikenalkan dengan pemuda lain. Namun Sumarni tidak pernah menanggapinya. Ia selalu teringat kata-kata tunangannya, agar tidak selalu mempergunakan perasaan, tapi menggunakan pikiran.
Kata-kata itulah yang selalu menguatkannya untuk menghadapi berbagai cobaan. Setiap kali ditanya, bagaimana jika Mocharam sudah berkeluarga di Belanda? Sumarni pun selalu menjawab “calonnya itu orang yang terbuka dan tidak ada satupun yang ditutupinya, dan ia percaya tunangannya".
Penantian sangat panjang, berkisar antara tahun 1951-1977, Sumarni pun mengalami banyak cobaan. Bagi Sumarni perkawinan itu ibarat lotere, kalau sekali salah pilih akan seterusnya demikian. Sesuatu yang terjadi ditentukan oleh pertama kali menentukan pilihan.
Untuk mengisi waktu luangnya sembari tetap menunggu kabar dari Mocharam, Sumarni menekuni hobby melukisnya. Ia juga pernah bekerja di perusahaan swasta hingga akhirnya bekerja di kantor pemerintah Dirjen Tekstil.
Sayangnya, pada Januari 1978, Sumarni mengalami operasi tumor. Seketika itu juga, timbul pertanyaan dalam hatinya, “apakah Mocharam masih mau padanya?”
Waktu terus berganti, ternyata tunangan Sumarni yaitu Mocharam Kolopaking juga selalu mencari tahu keberadaan Sumarni. Di awal tahun 1977, ketika Mocharam Kolopaking mengunjungi makam Ibunya di Jawa Tengah, Ia mendengar kabar Sumarni, tunangannya itu masih sendiri. Dengan segera Ia meminta temannya untuk menyelidiki keberadaan Sumarni.
Saat itu Mocharam belum bisa cuti karena masih terikat kontrak kerja pada perusahaan asing di Belanda.
Akhirnya pada bulan Oktober 1977, sehelai surat datang dari Belanda untuk Sumarni dari Mocharam Kolopaking. Isi suratnya hanya bertanya “Masihkah seperti yang dulu?”
Singkat cerita akhirnya mereka bertemu sesudah keduanya mengalami berbagai cobaan dan penantian panjang. Tepat di tanggal 9 Juni 1978, Sumarni dan Mocharam Kolopaking melangsungkan pernikahan setelah bertunangan selama 27 tahun. Sebuah bukti bahwa cinta dan kesetiaan itu pernah ada, bukan sekedar lirik lagu atau kata-kata manis semata.
"Selama hidup, saya tidak pernah patah hati, tidak pernah iri dan sebagainya, apalagi mendendam. Semua yang saya alami, apapun bentuknya, saya terima dengan lapang dada dan gembira. Karena saya tahu Tuhan pasti akan memberikan sesuatu kepada manusia apa yang lebih baik," begitu kata Sumarni Sukamsi Kolopaking pada Koran Buana.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: koran berita buana - 16/11/1978 - koleksi surat kabar langka perpusnas ri