BKSDA Bengkulu Observasi Aktivitas Beruang di Pagardin

BKSDA Bengkulu Observasi Aktivitas Beruang di Pagardin

Kepala Desa Pagardin, Eko Pastrio, SH saat mendampingi Tim BKSDA Bengkulu saat mengunjungi korban keganasan beruang--

ULOK KUPAI, RU.ID - Peristiwa penyerangan yang dilakukan oleh seekor beruang pada warga di Desa Pagardin, Kecamatan Ulok Kupai mendapat respon dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu. Sejumlah personil dari BKSDA Bengkulu diturunkan ke lapangan pada Jumat (9/12) hari ini, untuk melakukan observasi atau pengamatan terhadap aktivitas beruang. 

Kepada RadarUtara.ID, Asep, salah satu petugas BKSDA menyampaikan, jika dalam kegiatan observasi nantinya ditemukan adanya aktivitas mencolok dari hewan beruang yang dimaksud. Maka tidak menutup kemungkinan Tim BKSDA Bengkulu akan melakukan langkah penangkapan dengan memasang jerat di sekitar lokasi yang menjadi tempat beruang tersebut. 

"Kita lihat nanti. Tidak menutup kemungkinan kita akan pasang jerat untuk menangkapnya," ungkapnya.

Asep menduga, jenis beruang yang menyerang warga Desa Pagardin ini berkelamin betina. Ini diketahui setelah melakukan penyerangan, beruang tersebut kembali ke habitatnya. 

"Sepertinya kembali ke tempatnya. Karena sampai sekarang warga juga belum melihat lagi," imbuhnya.

Terpisah Kepala Desa Pagardin, Eko Pastrio, SH, membenarkan kehadiran Tim BKSDA ke desanya. Selain menjenguk kondisi korban, BKSDA juga melakukan pengamatan aktivitas beruang. 

"Setelah mengunjungi korban, BKSDA berusaha melakukan pengamatan pada beruang," terangnya.

Dikatakan Eko, pascapenyerangan, beruang tersebut belum diketahui lagi keberadaannya. Sejumlah warga telah berusaha melakukan penyisiran di areal TKP untuk mencari keberadaan beruang tersebut. Tapi sampai hari ini, menurutnya belum terlihat dan ditemukan. 

"Hari ini kita datang lagi ke lokasi. Tapi belum kita temukan beruang tersebut. Kami tetap intens melakukan pencarian dan berusaha menangkap beruang itu. Karena jika dibiarkan, dikhawatirkan akan timbul korban lagi," bebernya.

Di sisi lain, langkah koordinasi terus dilakukan oleh pihak desa dengan BKSDA yang sudah turun ke lokasi. Pihaknya berharap, Tim BKSDA bisa mengupayakan pemasangan jerat dan menangkap hewan yang mengancam keselamatan warga ini. 

"Tentu kami dari desa sangat berharap beruang itu bisa ditangkap. Supaya kedepan tidak ada lagi peristiwa penyerangan oleh hewan buas pada warga yang beraktivitas di areal perkebunan," demikian Kades. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: