Kalau Ada Bunyi Elang di Pohon Durian, Besoknya Ada Orang Meninggal
H. Imron Rosyadi bersama Wakil Bupati Bengkulu Utara, Arie Septia Adinata tampak dalam persemian gapura di Kecamatan Tanjung Agung Palik--
TAP RU.ID - Ada hal menarik dalam persemian tugu gapura Kecamatan Tanjung Agung Palik (TAP) pada Rabu (16/11/2022). mantan Bupati Bengkulu Utara banyak bercerita berbagai kisah sebelum Kecamatan TAP berdiri. Kecamatan Tanjung Agung Palik sendiri berdiri tepatnya pada tahun 2013 silam, jika dihitung sampai tahun 2022 ini Kecamatan Tanjung Agung Palik baru berumur 9 tahun.
Seperti disampaikan, Dr. Ir. H. Imron Rosyadi, M.M., M.Si, diceritakannya sebelum dimekarkan, Kecamatan Tanjung Agung Palik masih bergabung dengan Kecamatan Kerkap.
Saat itu kecamatan Kerkap memiliki 40 Desa, termasuk 10 Desa yang ada di Kecamatan Tanjung Agung Palik.
"Zaman dulu ini, khusunya Desa Tanjung Agung Adalah ibukota Kecamatan Kerkap, baru dimekarkan pada tahun 2013 silam," ungkap Imron.
Masih Imron. Jika diingat, akses kala itu di Tanjung Agung Palik masih sangat ketinggalan, bahkan jika masyarakat ingin menjual hasil kebun (karet) mereka harus menggunakan sepeda pergi ke Bengkulu. Akan tetapi sepeda tersebut tidak bisa dikendadai karena akses jalan yang masih tanah kuning dan berlumpur.
"Dulu kalau masyarakat disini ingin menjual karet ke Bengkulu itu pakai sepeda, tapi sepedanya kebanyakan di dorong karena jalanya masih tanah bisa dibayangkan betapa sulitnya," ungkapnya.
Dikatakan pula oleh Imron, saat masih tergabung di Kecamatan Kerkap, warga Desa Padang Sepan jika ingin pergi ke Kantor Kecamatan Kerkap harus menyebrang sungai.
"Kalau air sungai lagi deras itu warga harus menunggu dulu, itu dulu ada batang beringin besar tempat para warga menunggu air surut," lanjutnya.
Imron juga menceritakan warga TAP tidak pernah kesulitan dalam mencari ikan, hal ini lantaran kondisi sungai yang masih sangat mendukung.
"Hanya bermodalkan bubuh ikan sudah pasti banyak didapat. Sekarang sudah tidak bisa lagi, akan tetapi hal itu tidak bisa dihindari karena semuanya untuk pembangunan," kisahnya.
Disampaikannya pula, di Kecamatan Tanjung Agung Palik (TAP) juga memiliki cerita mistis tersendiri, tepatnya ada di 3 desa yakni Lubuk Gading, Tanjung Agung dan Desa Padang Sepan. Diungkapkanya, jika dulu pada malam hari ada suara burung elang di atas pohon durian, besoknya pasti ada salah satu warga yang meninggal dunia.
"Kalau ada suara burung elang pada malam hari di atas atas pohon durian besar yang ada di Desa Padang Sepan besoknya pasti ada warga yang meninggal, tapi sekarang sudah tidak lagi, karena pohon duriannya sudah ditebang," cerita Imron sambil tertawa saat peresmian gapura Kecamatan Tanjung Agung Palik.
Imron juga menyampaikan, pada saat baru dimekarkan, ingin membangun jalan di TAP dirinya pernah merogoh koceh hingga Rp 50 juta.
"Itu uang pribadi saya, itu semua demi masyarakat disini agar lebih mudah, untuk itu saya ingin apa yang sudah ada bisa dijaga dengan baik,karena perjuangannya luar biasa sampai Kecamatan ini bisa seperti sekarang ini," sampainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: