Cemari Lingkungan dan Tidak Ada Kontribusi, Dua Desa Datangi Subkon Injatama
Dua desa saat mendatangi Subkon PT Injatama--
NAPAL PUTIH RU.ID- Diduga mencemari lingkungan dan keberadaannya yang dianggap tidak pernah memberi kontribusi. Dua Kades, BPD dan perwakilan masyarakat dari Desa Tanjung Alai Kecamatan Napal Putih dan Desa Pondok Bakil Kecamatan Ulok Kupai nekat mendatangi managemen perusahaan pertambangan yang merupakan bagian dari sub kontraktor (Subkon) perusahaan PT Injatama.
Namun sayangnya kedatangan dua Pemdes, ini tidak mendapat sambutan positif dari managemen. Beberapa pimpinan perusahaan yang sebelumnya dikabarkan dan sempat terlihat ada di lokasi perkantoran tiba-tiba tidak ada ditempat hingga tidak bisa ditemui.
Alhasil kedatangan dua Pemdes kepada Subkon PT Injatama, itu pulang dengan tangan kosong.
"Kedatangan kami, ini untuk kedua kalinya. Tapi pimpinan perusahaan tetap mengelak dan tidak mau bertemu dengan kami selaku perwakilan masyarakat dari dua desa," ungkap Ketua BPD Tanjung Alai, Doni Asikin, dengan nada kesal.
Ditegaskan Doni, kedatangan dua desa kepada perusahaan Subkon PT Injatama, itu bukan tanpa sebab. Sebelumnya Doni mengatakan, satu tahun sebelumnya desa sudah pernah mencoba untuk menyampaikan tuntutan kepada perusahaan.
Tapi sampai hari, ini kata Doni, tuntutan dari desa, itu tidak pernah digubris. Sehingga dalam kedatangannya untuk kedua kalinya, ini Doni, berharap pihak managemen bisa duduk bersama dengan dua pemerintah desa yang ada di wilayah kerjanya.
"Tuntutan kami dua desa sama saja. Kontribusi dari perusahaan untuk desa selama, ini tidak ada. Kemudian ada tiga sumber mata air bersih milik masyarakat yang tercemar. Bahkan kegiatan dari perusahaan, ini juga mengalir ke muara sungai Ketahun. Kemudian kami dari Tanjung Alai, satu tahun sebelumnya sudah pernah datang ke perusahaan secara persuasif menyampaikan bahwa perusahaan mereka ada di desa kami (Tanjung Alai). Tapi sampai sekarang tidak ada respon. Makanya hari, ini kami datang lagi," tegasnya.
Ditambahkan Doni, jangankan kontribusi. Sejak perusahaan Subkon, itu beroperasi sampai sekarang tidak pernah ada koordinasi atau sosialisasi kepada pemerintah desa setempat.
Sehingga dalam kesempatan, ini Doni, mendesak kepada pihak berwenang khususnya managemen perusahaan agar tidak menganggap sepele keberadaan desa penyangga di sekitar wilayah kerjanya.
"Kita berharap pihak managemen perusahaan bisa duduk bersama. Dan hari, ini kami merasa sangat disepelekan oleh perusahaan. Karena persoalan, ini timbul bukan satu bulan atau dua bulan. Tetapi tahun-tahun sebelumnya sudah pernah kami sampaikan. Tapi kenyataannya sampai sekarang tidak pernah direspon," demikian Doni.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: