Puluhan Sekolah di Ulok Kupai dan Napal Putih Masih Dibebani Guru Honorer Murni
--
ULOK KUPAI RU.ID- Ketua Korwil Pendidikan Ulok Kupai dan Napal Putih, Purnomo, S.Pd, mengaku, sampai saat ini puluhan sekolah di wilayah kerjanya mulai dari tingkat PAUD, SD sampai SMP masih dibebani dengan keberadaan guru atau tenaga didik yang berasal dari honorer murni.
Beban, ini kata Purnomo, sudah menjadi masalah klasik bagi seluruh tingkatan sekolah dan telah terjadi sejak bertahun-tahun. Namun mirisnya, umumnya guru atau tenaga didik honorer murni yang saat ini masih mengabdikan dirinya di setiap sekolah sejak bertahun-tahun, itu tidak pernah mendapatkan kesempatan atau mendapat tiket khusus untuk diangkat menjadi GBD, PPPK maupun PNS.
Sehingga hari, ini ratusan guru honorer murni di setiap sekolah, itu masih mengantungkan pendapatannya dari dari sekolah yang nilainya hanya ala kadar.
"Sampai hari ini, beban cukup besar masih ditanggung hampir seluruh sekolah di wilayah kita, yakni terkait operasional tenaga honor murni ini," ungkap Purnomo.
Dirinya berharap, pemerintah dapat membuka peluang atau kesempatan bagi guru honorer murni yang sudah bertahun-tahun mengabdi di sekolah, kalaupun perlu dengan perlakuan khusus. Minimal guru honorer yang memiliki dedikasi dengan jangka waktu yang sudah bertahun-tahun, itu diberikan jalur khusus untuk diangkat menjadi GBD, PPPK atau PNS.
"Kita ingin guru honorer murni yang sudah mengabdi bertahun-tahun, itu diberi kesempatan khusus diangkat menjadi GBD, PPPK atau PNS. Supaya kesejahteraan guru yang bersangkutan menjadi lebih layak dan sekolah tidak terbebani lagi dari sisi operasional untuk membayar guru honorer," pintanya.
Sejauh, ini Purnomo, tak menepis. Bahwa tidak sedikit guru atau tenaga didik yang berasal dari beberapa sekolah di wilayah kerjanya lulus menjadi GBD, PPPK atau PNS. Namun sayangnya, guru-guru yang sudah lulus menjadi GBD, PPPK atau PNS, itu tidak bertahan lama dan tidak benar-benar berasal dari wilayah Kecamatan Napal Putih atau Ulok Kupai. Sehingga mereka yang sudah dinyatakan lulus dari pengangkatan, itu dengan gampang berpindah tugas ke kota dan meninggalkan sekolah ditempat ia ditugaskan sejak awal.
"Tidak selesai-selesai maslaah guru, ini. Karena setiap guru yang sudah diangkat menjadi GBD, PPPK atau PNS tidak lama langsung mengurus pindah tugas ke kota. Karena umumnya mereka memang dari luar wilayah kita. Nah, dalam kesempatan ini. Kami berharap jika pengangkatan kembali dilakukan. Pemerintah atau dinas terkait bisa memprioritaskan atau memberi jalur khusus kepada guru honor murni kita yang benar-benar berasal dari wilayah sekolah, itu sendiri," tegasnya.
Di sisi lain Purnomo, tak memungkiri. Jika setiap sekolah memang memiliki dana BOS yang bisa digunakan untuk membiayai operasional tenaga didik yang berasal dari honorer murni. Namun besaran dana BOS sekolah yang dimiliki sekolah saat, ini jika dibandingkan dengan beban dan tuntutan yang harus ditanggung oleh sekolah sudah tidak layak lagi.
"Dana BOS ada. Tapi jumlah dana BOS yang diterima sekolah dengan beban yang harus ditanggung sekolah hari, ini sudah tidak seimbang," bebernya.
Lebih jauh, Purnomo, pun sudah menyampaikan permasalahan kekurangan tenaga didik non guru honorer murni di seluruh sekolah yang ada di wilayah kerjanya, itu kepada Dinas Pendidikan BU.
"Usulan sudah direspon dinas. Hari, ini kita diminta mulai melakukan pendataan kepada jumlah guru honorer murni kita di setiap sekolah. Dengan pendataan mengutamakan guru honorer yang pengabdiannya paling lama. Untuk jumlahnya kita belum bisa sampaikan. Karena proses pendataan sedang kami lakukan bersama sekolah. Insya Allah dalam waktu dekat, ini data yang dibutuhkan itu segera tuntas dan bisa ditindak lanjuti oleh dinas terkait," demikian Purnomo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: