Koperasi Lokal Sulit Maju

Koperasi Lokal Sulit Maju

Sekda Mukomuko, Drs Yandaryat --

MUKOMUKO RU.ID – Koperasi lokal yang notabenenya pengurus dan anggotanya murni dari warga, terbilang sulit maju. Padahal koperasi-koperasi yang berdiri di lingkungan perusahaan perkebunan besar di Mukomuko, cukup maju. Bahkan aset koperasi tersebut, bisa mencapai Rp 5 miliar lebih.

Cukup terjadi perbedaan jauh antara koperasi karyawan (Kopkar) di perusahaan-perusahaan besar di Mukomuko dibandingkan koperasi yang dibentuk kelompok masyarakat, warga dan lainnya. Bahkan koperasi lokal sering  alami kerugian dan sulit berkembang, bahkan tidak sedikit yang tutup atau tidak aktif lagi.

Penjabat Sekda Mukomuko, Drs Yandaryat mengatakan, telah meminta Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah untuk melakukan pembinaan khusus pada koperasi-koperasi bentukan masyarakat. Dan mengkondisikan, agar koperasi yang sudah besar, untuk membantu pembinaan pada koperasi-koperasi yang masih kecil.

"Harus sama-sama berkembang. Koperasi yang sudah berhasil, mereka yang sudah besar, untuk membina koperasi yang masih proses tumbuh. Menjadi bapak angkat dari koperasi dibawahnya,” kata Yandaryat.

Selain itu, perusahaan yang beroperasi di Mukomuko pun, akan diminta komitmennya. Membantu menghidupkan dan menumbuhkembangkan koperasi. Tidak selalu dalam bentuk pemberian dana. Tapi bisa juga dalam bentuk pelatihan manajemen, motivasi dan inovasi dalam mengembangkan usaha koperasi.

“Kan bisa mereka gunakan dana tanggungjawab sosial lingkungannya, untuk menggelar pelatihan dan pembinaan terus menerus. Kalau memungkinan, juga bantuan dalam bentuk permodalan atau sarana prasarana pendukung usaha,” ucap Yandaryat.

Langkah tersebut sambung Yandaryat, diperlukan. Mengingat koperasi masyarakat semakin terdegradasi. Semakin tereliminasi dari pertarungan usaha dan pergerakan ekonomi.

“Karena mungkin koperasinya secara organisasi, tidak kuat. Lalu dari sisi permodalan. Sehingga semakin lama, tergerus oleh koperasi bentukan swsta ataupun bentukan perusahaan,” katanya.

Padahal koperasi swasta, cukup berkembang. Mereka cukup terbuka menjalankan usaha, dengan menggaet pedagang usaha mikro dan kecil menjadi nasabah. Artinya mereka cukup jeli dalam melihat peluang usaha. Selain itu, mereka pun punya kolektor, yang bisa tiap hari datang menagih, perwilayah.

“Banyak pedagang kecil kita dapat manfaat. Nah kenapa kita tidak membentuk koperasi, yang sasarannya khusus pedagang-pedagang keliling. Karena memang setahu saya, belum ada koperasi pedagang keliling di Mukomuko,” pungkasnya. (rel)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: