Gebrakan Kada Belum Mampu Dongkrak Harga TBS

Gebrakan Kada Belum Mampu Dongkrak Harga TBS

Ketegasan Pemda Dibutuhkan

BENGKULU RU.ID - Ketegasan Pemerintah Daerah (Pemda) dinilai sangat dibutuhkan dalam menyikapi persoalan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, yang sejauh ini memberikan dampak besar terhadap perekonomian masyarakat khususnya petani kelapa sawit. Demikian disampaikan Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Edwar Samsi, S.Ip, MM, Minggu (26/6).

"Masih tidak dipatuhinya ketetapan harga yang ditetapkan Tim Penetapan Harga Pembelian TBS Kelapa Sawit oleh Pabrik Crude Palm Oil (CPO), merupakan salah satu bukti jika ketegasan Pemda belum ada. Bahkan dengan ketidakpatuhan itu secara langsung menujukkan jika investor pabrik CPO terkesan memandang sebelah mata Pemda," ungkap Edwar.

Menurutnya, hal sedemikian sebenarnya tidak bisa dibiarkan, apalagi terkait masalah ini sudah ada Peraturan Gubernur (Pergub) yang mengatur.

"Sejatinya Pergub itu bisa dijadikan dasar ketika Pemda beniat mengambil sikap tegas. Hanya saja yang terlihat sejauh ini, setelah Pergub diterbitkan malah pengawasan dan penegakkannya tidak ada," sindir Edwar.

Lebih juah dikatakannya, kalau memang keberadaan Pergub itu tidak membuat perusahaan tunduk, harusnya eksekutif bisa mengusulkan semacam Peraturan Daerah (Raperda) ke DPRD. Supaya nanti biar DPRD yang membahasnya, dan masalah ini harus segera disikapi karena bagaimanapun juga menyangkut kehidupan masyarakat petani.

"Tapi itu tadi, kita berharap Pemda bisa tegas. Kalau memang Pemda tegas sejak awal, tidak mungkin terjadi harga TBS di tingkatan pabrik di Provinsi Bengkulu beragam. Kemudian selisih harga antara yang ditetapkan sangat jauh rentangnya dibandingkan dengan harga di pabrik," demikian Politisi PDI Perjuangan ini.  

Sementara itu, gebrakan yang dilakukan oleh kepala daerah baik Bupati maupun Gubernur dalam mendongkrak harga beli TBS belum mampu mengembalikan harga beli TBS baik ditingkat pabrik maupun petani. Hingga Minggu (26/6) kemarin, harga beli TBS di tingkat pabrik terpantau masih stagnan di angka Rp 900/Kg. Kondisi, ini dapat dibuktikan melalui harga beli TBS yang diumumkan oleh pihak supplier di setiap PKS. Khusus harga beli TBS di PKS PT MPM masih berada di angka Rp 890/Kg, PKS PT Alno Agro Utama masih berada di angka Rp 870/Kg dengan selisih turun harga Rp 100/Kg. Sedangkan untuk harga beli TBS di PKS PT Agricinal-Sebelat hingga hari Jumat, lalu. Baik harga cicilan maupun non cicilan berada diangka Rp 980/Kg-Rp 970/Kg. Sementara, itu untuk harga beli TBS di PKS PT KKK berada diangka Rp 950/Kg. Dan khusus harga beli TBS di PKS PT BAS bertengger diangka Rp 1.110/Kg.

Kepada RU managemen PT Alno Agro Utama melalui Humasnya, Irwan Syaputra, SH, menerangkan. Dalam kondisi pelik saat, ini perusahaan sudah berusaha untuk mempertahankan harga beli TBS agar tidak turun dari harga yang sebelumnya dikeluhkan masyarakat. Dan terkait harga beli TBS yang saat, ini justru masih mengalami penurunan. Tentu kata Irwan, kondisi tersebut tidak terlepas dari keadaan atau kemampuan perusahaan yang tetap berusaha untuk bertahan menerima TBS milik petani ditengah gempuran pasar CPO yang sampai saat, ini belum pasti.

"Kami sudah berusaha untuk mempertahankan harga sebelumnya. Kalau kondisi harga beli TBS hari, ini seperti itu. Artinya perusahaan tidak mampu lagi," terangnya. 

Terpisah salah seorang tokoh masyarakat Ulok Kupai dan Napal Putih, Zamari As Jamal, berharap, kepada seluruh kepala daerah agar dapat melihat secara serius pergolakan harga beli TBS yang telah berdampak kepada perekonomian masyarakat saat, ini. Komunikasi intens oleh kepala daerah kepada pemerintah pusat menurut Zamari, harus terus dilakukan oleh para pimpinan daerah untuk pengawal harga beli TBS ditingkat perusahaan. Supaya kenaikan harga beli TBS yang saat, ini berangsur merangkak bisa diikuti oleh seluruh PKS.

"Harga beli TBS di sejumlah PKS sudah mulai merangkak naik. Meskipun nilainya masih sangat jauh dari yang kita harapkan. Tapi kondisi, ini harus tetap dikawal secara intens oleh pemerintah daerah," pintanya.

Di sisi lain, Zamari memastikan, dalam tempo satu hingga dua minggu kedepan pengawasan terhadap nilai beli TBS di seluruh PKS akan terus dilakukan oleh pihaknya. Apa bila kurun waktu tersebut ternyata harga beli TBS masih stagnan. Maka upaya lain untuk mendobrak harga beli TBS akan ditempuh kembali oleh para petani.

"Hari, ini kita berusaha mempelajari hasil dari diskusi kita bersama jajaran Pemprov Bengkulu. Dan sama-sama kita amati perkembangan harga beli TBS di seluruh PKS dalam tempo dua minggu kedepan. Apa bila kondisinya tetap jalan ditempat dan tidak ada perubahan positif. Maka tindakan dengan cara komunikasi kepada pihak terkait di tingkat pusat terpaksa kita tempuh," tandasnya. (tux/sig)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: