Babak Belur, Harga Sawit Terjun ke Rp 890/Kg

Babak Belur, Harga Sawit Terjun ke Rp 890/Kg

DOK/RU - Antrean sawit di sejumlah pabrik masih mengular. --

MUKOMUKO RU.ID - Hingga Selasa kemarin, belum ada kabar baik berpihak kepada petani sawit di daerah ini. Kran ekspor Crude Palm Oil (CPO) yang sudah dibuka oleh pemerintah pusat, tidak berpengaruh terhadap harga sawit di Kabupaten Mukomuko. Justru saat ini, pihak perusahaan pengolah minyak mentah atau CPO yang beroperasi di wilayah ini, terus menurunkan harga pembelian buah sawit milik masyarakat. 

Berdasarkan release Bidang Perkebunan di Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, terhitung Selasa (21/6), harga sawit kembali anjlok hingga mencapai Rp 300 per kilogram.

“Benar, per hari Selasa ini, harga sawit tambah babak belur. Sejumlah pabrik menurunkan lagi harga pembelian buah hingga mencapai Rp 300 per kilogram. Saya juga tidak tahu penyebabnya. Namun informasi yang saya dapat, anjloknya harga sawit tidak lain karena sulitnya perusahaan menjual CPO. Kesulitan penjualan CPO ini sudah berlangsung sejak lama,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Apriansyah, ST, MT melalui Fungsional Bidang Perkebunan, Sudiyanto, SP.

Ia merincikan, untuk sekarang ini harga sawit di pabrik milik PT Sapta hanya sebesar Rp 890, PT KSM sebesar Rp 1.220, PT MMIL sebesar Rp 1.220, PTSAP sebesar Rp 1.100, PT KAS sebesar Rp 1.200, PT DDP sebesar Rp 1.220, PT USM sebesar Rp 970, PT BMK sebesar Rp 1.090 dan PT GSS sebesar Rp 1.270 per kilo. Sedangkan untuk PT S3, kata Sudiyanto, sekarang tidak membeli buah sawit karena mesin pabik sedang mengalami kerusakan. 

“Itu rincian harga sawit di pabrik. Dari 9 pabrik yang beroperasi sekarang, hanya pabrik milik PT GSS yang berani membeli sawit dengan harga yang paling tinggi yaitu sebesar Rp 1.270 per kilo,” ujarya.

Sudiyanto mengkhawatirkan, anjloknya harga komoditi sawit yang terjadi sekarang bakal berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat. Parahnya lagi, dengan kondisi ekonomi yag sangat sulit, justru masyarakat kembali dibebankan dengan naiknya harga sebagian kebutuhan pangan. Ia sangat berharap, permasalahan yang menghimpit masyarakat ditengah murahnya harga sawit dapat diatasi cepat oleh pemerintah sebelum terjadi krisis ekonomi yang lebih parah.

“Itu yang kami harapkan. Pemerintah cepat mencari solusi supaya daerah ini terhindar dari krisis ekonomi. Sebab sumber perekonomian sebagian masyarakat di daerah ini dari hasil penjualan sawit,” pungkasnya. 

Sementara itu, salah satu petani sawit di Mukomuko, Masruhin mengaku pasrah dengan anjloknya harga sawit yang terus terjadi sejak beberapa bulan belakangan ini. Sepanjang pabrik masih mau membeli buah sawit miliknya, ia pun tetap akan memanen meski hasilnya tidak setimpal. 

“Yang saya takutkan sekarang, sudah harga sawit murah, pabrik gak mau beli. Kalau ini terjadi, gak tahu lagi apa yang akan terjadi. Terserahlah harga sawit sekarang murah, asal pabrik mau membeli. Mudah – mudahan saja harga sawit di Kabupaten Mukomuko kembali mahal seperti bulan – bulan sebelumnya,” pintanya. (rel)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: