Targetkan Penurunan Angka Stunting 14 Persen
Plt Kepala Dinkes Kabupaten Mukomuko, Bustam Bustomo, SKM--
MUKOMUKO RU.ID - Pemerintah Kabupaten Mukomuko, terus berupaya menurunkan angka stunting atau kondisi gagal tumbuh terhadap anak bayi dibawah 5 tahun (Balita) akibat kurang gizi kronis. Salah satu upaya untuk menurunkan angka stunting yang kini dilakukan petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Mukomuko, diantaranya memenuhi kebutuhan asupan gizi anak, memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan selain memberikan MPASI sehat, dan selalu memberikan imbauan kepada masyarakat pemilik balita agar tetap menjaga kebersihan lingkungan.
Dengan sejumlah upaya itu, diyakini angka stunting yang saat ini diangka 22 persen atau sebanyak 3.080 dari 14.000 orang balita, dapat diturunkan hingga diangka 14 persen sesuai target pemerintah pusat.
“Pemerintah pusat telah memberikan target nasional agar angka stunting turun diangka 14 persen. Kami bersama petugas kesehatan di Puskesmas terus berupaya untuk menurunkan angka stunting yang saat ini masih tercatat 22 persen. Dan Alhamdulillah, upaya demi upaya dapat kita laksanakan dengan baik,” kata Plt Kepala Dinkes Kabupaten Mukomuko, Bustam Bustomo, SKM.
Dari angka stunting yang jumlahnya mencapai 22 persen itu, diakui Bustam, tersebar di 15 wilayah kecamatan. Namun kasus paling banyak ada di Kecamatan V Koto. Ada sejumlah faktor yang memicu terjadinya stunting, selain kurangnya orang tua memberikan asupan gizi yang cukup terhadap anak balita. Faktor ekonomi, faktor lingkungan yang tidak sehat serta minimnya sanitasi, juga ikut mempengaruhi. Sehingga, pihaknya selalu mengimbau kepada para orang tua khususnya yang memiliki anak kekurangan gizi kronis agar terus menjaga kebersihan dan memberikan asupan gizi yang cukup terhadap anaknya.
Dan yang lebih penting lagi, para orangtua jangan malu jika anaknya kurang gizi kronis karena kondisi ini bukanlah sebuah aib. Justru peran orangtua segera membawa anak balitanya ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dari petugas kesehatan. Sebab jika hal itu tidak cepat ditangani, akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Untuk itu sebelum hak buruk terjadi, para orang tua juga harus tahu ciri-ciri anaknya kurang gizi kronis.
“Salah satunya pertumbuhan melambat, wajah tampak lebih muda dari anak seusianya, pertumbuhan gigi terlambat dan yang lainnya. Jika stunting ini tidak cepat ditangani, dampaknya jika anak tersebut usianya sudah di atas 5 tahun akan menjadi lebih pendiam dan kurang berinteraksi dengan teman-temannya. Selain memiliki tubuh lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya,” ujar Bustam.
Selain itu, Bustam mengajak kepada seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) agar bisa bersama proaktif ikut menurunkan angka stunting yang jumlahnya masih ada 22 persen. Sebab persoalan ini tidak bisa hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan dengan membantu memenuhi kebutuhan gizi dan penanganan medis.
“Mudah – mudahan dengan keterlibatan semua pihak, maka kasus stunting yang ada di Kabupaten Mukomuko dapat kita turunkan cepat sesuai dengan target nasional yaitu 14 persen,” pungkasnya. (rel)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: