Di Bengkulu Utara Harga Cabai Kejar Daging

Di Bengkulu Utara Harga Cabai Kejar Daging

--

Tanaman Cabai Dijaga

ARGA MAKMUR RU.ID - Sumringah, agaknya tengah menjamah petani cabai merah. Setidaknya, tengkulak. Sejak tiga pekan terakhir, harga cabai kian moncer. Terus naik. Teranyar, laju kenaikan harga cabai kini mengejar harga daging sapi. Pantauan di Pasar Purwodadi Arga Makmur, Minggu (12/6) kemarin, cabai merah lokal di harga Rp 100 ribu per Kg. Terpaut Rp 30 ribu dari harga daging sapi yang dibanderol Rp 130 ribu per Kg.

Kepala Unit Pengelola Teknis Dinas (UPTD) Pasar Purwodadi Arga Makmur, Sari Deka, A.Md, saat dikonfirmasi, tak mengelak fakta itu. Dia menyampaikan, daerah turut memantau perkembangan laju harga cabai merah. Tak luput, penyebabnya. 

"Hari ini, di harga Rp 100 ribu per Kg untuk cabai merah lokal ya," ujarnya, kemarin. 

"Kalau hasil klarifikasi kami, penyebabnya adalah tingkat hujan yang tinggi," tambahnya, mengulang keterangan pedagang cabai merah, kemarin. 

Masih soal cabai, Sari menyampaikan, hasil rekap data harga komoditi tertentu, turut mencatat harga cabai rawit. Harganya terpaut Rp 40 ribu lebih murah dari harga cabai merah. Sedangkan untuk cabai hijau di harga Rp 30 ribu per Kg-nya. 

"Hujan menyebabkan tanaman cabai menjadi keriting bahkan bisa gagal panen," ungkapnya, mendengar penjelasan pedagang, harga yang terus dikeluhkan masyarakat sebulan terakhir, selain cabai adalah telur ayam negeri yang bandrol di harga Rp 54 ribu per karpet.

Selanjutnya, bawang merah Rp 60 ribu per Kg. Tak ketinggalan, harga minyak kemasan juga terpantau harga tertinggi Rp 50 ribu dan terendah Rp 20 ribu. Sedangkan untuk minyak curah, masih sulit dijumpai di pasaran, meski larangan ekspor CPO sudah dicabut pemerintah bulan lalu. 

 

Tanaman Cabe Dijaga

SEMENTARA itu, melonjaknya harga cabai merah di Bengkulu Utara (BU), membuat tanaman yang tergolong buah-buahan itu, rawan disatroni maling. Maklum, kemarin saja, harga cabai kian "pedas" itu, nyaris menyamai harga daging sapi. 

"Harus jaga malam. Karena rawan," ungkap Eri, seorang petani cabai saat dibincangi RU, kemarin. 

Sebelumnya, kata dia, sempat terjadi beberapa tahun silam, aksi pencurian cabai merah di ladang petani saat harga tengah tinggi-tingginya. Aksinya pun terbilang brutal. Sampai-sampai, tanaman cabai dicabut. 

"Mungkin saking mau cepat. Kalo metik kan lama. Jadi main cabut saja," caritanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: