Migor Masih Mahal

Migor Masih Mahal

Harga Bapok Konsisten Naik

ARGA MAKMUR RU.ID - Harga minyak goreng atau Migor, belum juga turun. Meski kini memasuki hari keenam, larangan ekspor bahan migor dan CPO oleh Presiden Jokowi, sudah dicabut.

\"Moga-moga harganya turun. Idealnya begitu,\" harap seorang pedagang makanan, Taslim kemarin.

Taslim yang juga Insinyur Pertanian jebolan Universitas Bengkulu itu mengatakan, kondisi saat ini, beberapa kebutuhan di pasaran justru naik. Tidak hanya cabai. Bahkan, sayur jenis sawi saja, kata dia, kini mengalami kenaikan. Harganya sudah Rp 5 ribu perkilogramnya. Dia juga mengaku, pedagang kini dihadapkan dengan dilema.

\"Penginnya naikkin harga. Tapi, nanti pelanggan ilang. Sementara, kebutuhan naik semua,\" ketusnya, memungkas.

Sebelumnya, pemerintah juga membuat aturan baru terkait harga migor curah dan kemasan. Untuk curah di harga Rp 14 ribu. Sedangkan, kemasan penetapannya disesuaikan dengan kondisi pasar. Beberapa hari sebelumnya mencabut larangan ekspor, pemerintah mengatakan kalau pasokan migor di dalam negeri telah memenuhi proyeksi target.

Harga Bapok Konsisten Naik
SEMENTARA itu, harga bahan pokok di pasaran, kian naik. Wabil khusus, harga cabai merah, bawang merah hingga telur. Pemda diminta, lakukan penyisiran persoalan. Pantauan di lapangan, lonjakan harga khususnya telur, terjadi kembali, pascabansos non tunai lewat bank kembali digulirkan.

Kepala Dinas Perdagangan Bengkulu Utara (BU), H. Suharlan mengaku, kini masih melakukan pemantauan harga pasar itu. Termasuk keberadaan minyak goreng yang harganya rerata masih di atas Rp 20 ribuan per liternya. Khusus kemasan.

\"Kita terus memantau,\" kata Suharlan.

Langkah pengendalian harga, kata dia, harus dilakukan dengan merujuk paramater yang menegaskan, bahwa keberadaan komponen bahan pokok sifatnya sudah menyebabkan keresahan, kesulitan parah di masyarakat. Seperti waktu langka migor di pasaran, beberapa bulan lalu.

\"Memang terjadi lonjakan, tapi secara umum relatif stabil. Cuma penetrasi akan dilakukan daerah, ketika ada indikasi gerak spekulan nakal,\" tegasnya.

Tak hanya kaum ibu, pedagang makanan kini begitu mengeluh soal lonjakan harga-harga di pasaran. Khususnya telur, bawang merah, telur hingga cabai.

\"Kami ngarep betul, harga bisa lebih baik lah. Bingung kami pedagang makanan ini. Mau naikin harga, konsumen ilang nanti. Nggak dinaikin, tau sendiri. Dilema,\" ungkap seorang pedagang makanan di Kota Arga Makmur, Taslim. (bep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: