Bus Pengantin Nyaris Terjun di Jembatan Pagardin
ULOK KUPAI RU.ID - Bus sekolah milik PT Alno Sumindo yang membawa rombongan pengantin dari Desa Tanjung Harapan (Sp3) menuju wilayah dusun trans Desa Pagardin, Kecamatan Ulok Kupai, nyaris menelan korban nyawa. Ini terjadi, setelah angkutan bus yang membawa rombongan pengantin tersebut, nekat melewati jembatan gantung yang menjadi akses utama masuk ke Desa Pagardin itu, terperosok di lantai jembatan pada hari Jumat (27/5), tadi.
Insiden tersebut, sempat membuat penumpang bus histeris dan memutuskan untuk keluar dari bus, guna menghindari hal yang tidak diinginkan.
\"Benar, bus yang ditumpangi oleh rombongan pengantin dari Desa Tanjung Harapan tadi, terperosok dan nyaris terjun ke sungai,\" ujar Kadun I Desa Pagardin, Hamdani.
Diungkapkan Hamdani, kronologis terperosoknya bus pengangkut rombongan pengantin ini, berawal dari niat kendaraan yang hendak keluar dan pulang setelah menghadiri acara pernikahan yang berlangsung di dusun trans, Desa Pagardin. Mendadak, kata Hamdani, ketika bus mulai masuk dan melintas di atas lantai pangkal jembatan. Tiba-tiba, kedua roda bus bagian belakang terperosok dan menggantung di lantai jembatan. Dari situlah kata Hamdani, kendaraan bus yang membawa rombongan pengantin langsung terhenti dan membuat penumpangnya histeris hingga keluar dari dalam bus.
\"Ketika terperosok, sudah ngak bisa jalan lagi busnya. Karena roda bus bagian belakang, keduanya gantung disela lantai jembatan,\" ungkap Kadun.
Setelah insiden nahas itu, lanjut Hamdani, para penumpang bus dengan dibantu warga langsung melakukan evakuasi dengan cara menarik mundur bus yang terperosok.
\"Ngak ada jalan lain. Makanya setelah berhasil di evakuasi, lantai jembatan yang jebol itu langsung kita tutup dengan kayu. Dari situ, bus bisa melanjutkan perjalanannya keluar dari Desa Pagardin,\" imbuhnya.
Lebih jauh diungkapkan Hamdani, akses jembatan yang menjadi jalan utama masuk ke Desa Pagardin ini, sudah sering menelan korban. Dan insiden terperosoknya angkutan ini bukan kali pertamanya. Hal itu terjadi karena kondisi lantai jembatan yang memang sudah tidak layak lagi.
\"Sudah sering terjadi karena lantainya sudah banyak yang keropos dan sudah tidak layak lagi. Entah sampai kapan kondisi ini harus kami tanggung. Usulan sudah sering disampaikan tapi sampai sekarang, belum pernah ditanggapi oleh pemerintah daerah maupun provinsi,\" demikian Hamdani.(sig)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: