Antisipasi Serangan PMK, Pemkab Bentuk Tim Satgas

Antisipasi Serangan PMK, Pemkab Bentuk Tim Satgas

MUKOMUKO RU.ID - Sebagai upaya pencegahan penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau biasa disebut dengan foot and mount disease (FMD) yang menyerang pada ternak sapi. Pemerintah Kabupaten Mukomuko, membentuk tim Satuan tugas (Satgas) PMK. Bahkan Bupati Mukomuko, H. Sapuan SE, MM, Ak, CA, CPA telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Bupati untuk Tim Satgas PMK yang melibatkan aparat Kepolisian, Dinas Pertanian Kabupaten, dan pihak terkait lainnya. Selain itu, Bupati juga telah mengeluarkan surat edaran agar tim Satgas PMK lebih ketat melakukan pengawasan perdagangan ternak sapi baik dari Mukomuko ke luar daerah maupun dari luar daerah yang akan dibawa ke Mukomuko. “Untuk melakukan pengawasan terhadap keluar masuknya perdagangan ternak sapi, maka kami dari tim Satgas PMK telah sepakat untuk mendirikan pos Chek Poin di Perbatasan Mukomuko – Padang, Sumatera Barat. Petugas yang melakukan penjagaan, standby selama 24 jam,” terang Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Apriansyah, ST, MT. Seluruh ternak yang akan dibawa keluar atau masuk ke Mukomuko, bakal dicek. Ini untuk memastikan, seluruh ternak tersebut kondisinya sehat. Untuk itu, para pedagang yang akan membawa ternaknya baik ke luar atau masuk ke Mukomuko melalui pos Chek Point, harus membawa surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) yang dikeluarkan oleh petugas kesehatan hewan. Selain itu, para pedagang juga harus mendapatkan surat izin dari daerah tujuan ternak itu akan dijual. “Kalau izin itu tidak ada maka pedagang ternak tidak kita izinkan keluar atau masuk ke Mukomuko. Sikap tegas itu dilakukan untuk mencegah penularan PMK. Jadi saya harapkan, sebelum membawa ternaknya masuk atau keluar daerah, tolong lengkapi dukumen tersebut,” ingatnya. Masih diungkapkan Apriansyah, meski di Kabupaten Mukomuko sudah dibentuk Satgas PMK namun hingga Senin (23/5) ini, pihaknya belum mendapatkan laporan kasus PMK menyerang ternak sapi milik warga di daerah ini. “Sampai sekarang belum ada kasus. Tapi kalau di luar Kabupaten Mukomuko, sudah banyak,” ujarnya. Tak Menular ke Manusia Terpisah, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan di Dinas Pertanian Mukomuko, Pitriyani, S.Pt didampingi petugas kesehatan hewan, drh. Yeni Misra menjelaskan, terkait merebaknya kasus PMK yang menyerang pada ternak sapi. Masyarakat diingatkan untuk tidak takut dan khawatir karena PMK tidak menular kepada manusia. Sehingga daging, susu dan prodak hewan aman dikonsumsi. Ia juga menjelasnya, kasus PMK di Mukomuko belum ada, meski daerah ini dikepung dengan PMK. Pihaknya mengaku sudah bekerjasama dengan Satgas. Kemudian, untuk tindakanya jika kasus itu terjadi maka ia bersama tim Satgas akan bekerjasama yang terbaik untuk mengatasi kasus tersebut. “Ciri-ciri ternak yang terkena PMK yaitu mulut berbusa dan busanya tidak bisa lepas, melepuh mulut dan kakinya. Dan ciri ciri itu bisa dilihat secara langsung oleh masyarakat pemilik termak. Jika pemilik ternak melihat ada ternak memiliki ciri tersebut diatas, segera laporkan kepada petugas,” pesannya. PMK ini, sambung Pitri, beda-beda tipis dengan penyakit jembrana sebab PMK juga sangat mematikan ternak. Hanya bedanya, kalau jembrana tingkat kematian dan kesakitanya tinggi dan kalau PMK tingkat kesakitanya tinggi serta tingkat kesembuhanya memerlukan waktu yang cukup lama. “Itu bedanya. Kami ingatkan pemilik ternak agar sesering mungkin menyemprotkan disenfektan ke kandang ternak. Upaya itu untuk membunuh virus,” pungkasnya. (rel)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: