Assesment Ribuan Guru dan Tenaga Kependidikan Gatot

Assesment Ribuan Guru dan Tenaga Kependidikan Gatot

MUKOMUKO RU.ID – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Mukomuko batal menguji 1.070 orang guru dan tenaga kependidikan. Meskipun, sasaran yang akan diberhentikan tahun ini seluruhnya merupakan guru dan tenaga kependidikan berstatus pegawai daerah dengan perjanjian kerja (PDPK) atau honorer daerah (Honda). Mereka akan jadi sasaran assesment untuk pengurangan PDPK tersebut, seluruh kepala sekolah (Kepsek) yang di sekolahnya ada PDPK. Dan juga pengawas guru dan sekolah, dalam hal ini, para koordinator wilayah (Korwil) pengawas. Kepastian ini dikatakan Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdikbud Mukomuko, Arni Gusnita. S.Pd.AUD, MM. Perubahan itu, setelah pihaknya berkoordinasi dengan tim assement dari Universitas Bengkulu (Unib). “Yang di assesment kepala sekolah dan pengawas. Kepala sekolah ini tidak seluruhnya. Hanya mereka yang di sekolahnya ada PDPK. Sebab tidak semua sekolah, itu ada Hondanya,” ujarnya. Pertimbangan bukan guru dan tenaga kependidikan jadi sasaran assesment, karena inti dari sasaran yang hendak dicapai Pemkab mengenai Honda, evaluasi kinerja. Dari evaluasi itu, kemudian dilakukan pengurangan yang disesuaikan dengan ketersediaan anggaran untuk honorarium Honda. “Karena bersifat evaluasi, bukan penerimaan yang baru. Jadi kita evaluasi kinerja. Dan assesment nanti, tim dari Unib ini yang langsung turun,” katanya. Khusus unuk tenaga Honda yang bertugas di sekolah swasta. Dipastikan sasaran assesmentnya tetap para guru dan tenaga kependidikan tersebut. Tidak melibatkan Kepsek swasta maupun pengawas. “Jumlahnya hanya sedikit, sekitar 13 orang yang bertugas di sekolah swasta,” ungkapnya. Waktu pelaksanaan direncanakan dari 6 Juni hingga 10 Juni 2022. Dibagi dalam tiga zona. Khusus zona 1, kegiatan assesment dipusatkan di SMPN 03 Kota Mukomuko. Sedangkan zona 2, dipusatkan di SDN 02 Penarik dan zona 3, kegiatannya dipusatkan di SMPN 02 Ipuh. “Sekarang masih pengolahan data. Karena tim assesment dari Unib minta data-data, seperti nama-nama sekolah, siapa saja guru Honda dan tenaga kependidikannya dan juga minta data hasil analisis jabatan (Anjab). Sehingga tahu kebutuhan guru dan tenaga kependidikan di setiap sekolah,” pungkasnya. (rel)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: