BBM Langka, Nelayan Panen Ikan Teri

BBM Langka, Nelayan Panen Ikan Teri

MUKOMUKO RU.ID- Sejak sebulan lalu, nelayan di Kabupaten Mukomuko kesulitan medapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar untuk mengisi mesin kapal mereka. Meski nelayan sudah sering ikut antrian di satuan pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang ada di wilayah setempat, namun mereka tetap tidak menemukan. Padahal saat ini, nelayan yang bisa melaut sedang panen ikan teri yang memiliki nilai jual cukup tinggi. “Sekarang sedang musim ikan teri. Tapi sayang, tidak semua nelayan bisa melaut karena sulitnya mendapatkan minyak solar. Kami dan nelayan lain sudah ikut antria di SPBU dari sore bahkan hingga subuh, tetapi tidak dapat,” kesal Japri, salah satu tokoh nelayan Pantai Indah Mukomuko (PIM). Akibat terjadi kelangkaan minyak solar, ia bersama nelayan lainnya mengalami kerugian yang cukup besar. Pasalnya, pada saat terjadi musim ikan teri ia tidak bisa menjalankan aktivitas. Padahal ikan teri ini memiliki nilai jual yang cikup mahal. Harga ikan teri basah dalam satu baskomnya mencapai Rp 200 ribu, dan harga ikan teri kering mencapai Rp 40-50 ribu per kilo. “Meski mahal, tapi mau bagaimana lagi. Ya harapan kami kelangkaan minyak solar yang menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat nelayan cepat bisa diatasi dengan baik. Sehingga pada saat terjadi musim ikan, nelayan bisa melaut,” harapnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko, Junaidi, SP melalui Kabid Perikanan Tangkap, Warsiman, S.Pt tidak menampik saat ini bahan bakar minyak solar masih terjadi kelangkaan. Kelangkaan ini, juga berdampak langsung kepada masyarakat khususnya nelayan. Diakui Warsiman, sebelumnya pihaknya sudah mengajukan kuoat tambahan bahan bakar minyak untuk mencukupi kebutuhan nelayan di daerah ini. Usulan penambahan kuota bahan bakar minyak) subsidi sudah disampaikan ke Pertamina Regional Palembang sejak awal tahun 2021 lalu. “Sudah setahun ini usulan penambahan kuota BBM untuk nelayan belum juga ada kejelasan. Kami juga tidak tahu apa penyebabnya,” katanya. Adapun jumlah usulan penambahan BBM subsidi yang disampaikan ke pihak Pertamina sebanyak 343.965 liter jenis premium dan 151.340 liter jenis solar. Jumlah BBM tersebut, kata Warsiman untuk kebutuhan nelayan dalam satu bulan.  Mengingat, ketersediaan BBM subsidi untuk nelayan yang dipasok saat ini, jauh dari cukup. Bahkan, nelayan terkadang tidak jadi melaut karena tidak mendapatkan bahan bakar minyak. Untuk mengantisipasi nelayan gagal melaut, Warsiman sangat berharap agar pihak pertamina dapat mengakomodir usulan tersebut. “Itu yang kami harapkan. Untuk nelayan di Kecamatan Air Rami, kami usulan BBM subsidi jenis premium sebanyak 62.100 liter, Kecamatan Ipuh sebanyak 95.910 liter jenis premium, Kecamatan Teramang Jaya sebanyak 20.240 liter jenis premium dan jenis solar sebanyak 133.630 liter, Kecamatan XIV Koto sebanyak 4.140 liter jenis premium, Kecamatan Kota Mukomuko sebanyak 161.000 liter jenis premium dan 17.710 jenis solar, dan Kecamatan Air Dikit sebanyak 575 liter jenis premium,” terangnya. Pahitnya, jika tidak ada kejelasan hingga pertengahan tahun ini, pihaknya akan kembali mengajukan permohonan yang sama. Sebab, ia mengkhawatirkan, permohonan yang disampaikan tahun lalu tercecer. “Semoga tidak sampai tercecer. Tapi kita tunggu sampai pertengahan tahun ini. kalau tidak juga ada kejelasan, kami akan buat permohonan lagi dan akan kami sampaikan langsung ke pihak pertamina di Palembang,” pungkasnya. (rel)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: