Migor Mahal, Pedagang Gorengan Kesusahan
AIR NAPAL RU.ID - Sejak dicabutnya kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng (migor), pedagang kecil dan menengah di Kecamatan Air Napal mulai merasakan dampak buruknya. Apalagi mencari minyak goreng murah yang sudah tidak ada lagi ada, sedangkan usaha mereka harus jalan, tapi harga jual yang sangat sulit untuk dinaikan. Dampak dari mahalnya minyak goreng saat ini sangat dirasakan pedagang gorengan. \"Kalau seperti ini kebijakannya, bisa tutup usaha kami. minyak goreng kemasan mahal, minyak goreng curah tidak ada. Sedangkan harga gorengan mau dinaikan berapa lagi,\" keluh Neta salah seorang penjual gorenga di Kecamatan Air Napal. Menurut dia, kebijakan pencabutan HET migor kemasan dari Rp 14.000 menjadi harga pasar, membuat pelaku usaha menaikkan harga minyak goreng menjadi Rp 23.500 sampai Rp 24.000 per liter bergantung merek. Sedangkan minyak goreng kemasan dua liter paling murah Rp 49 ribu. Dirinya pun mengaku, sejak minyak goreng kemasan langka, dirinya dan pedagang gorengan lainnya sudah menaikkan harga gorengan dari Rp 1.000 menjadi 1.200 sampai Rp 1.250 per potong gorengan atau 4 buah gorengan seharga Rp 5.000. Naiknya harga jual tersebut, kata dia, dinilai telah menurunkan omzet pedagang hampir 50 persen. \"Tidak mungkin lagi kami naikkan harga jual, dengan harga segitu saja omset kami sudah jauh berkurang,\" tuturnya. Menurut dia, pemerintah harus segera mencarikan solusinya bagi usaha kecil dan menengah agar mendapatkan jatah minyak goreng curah sesuai dengan harga pemerintah. Kalau tidak ada solusi dalam jangka waktu singkat, ia mengkhawatirkan banyak usaha gorengan yang bakal tutup. \"Jika terus dibiarkan, pastinya ini akan sangat memberatkan kami pedangang kecil,\" tutupnya. (bin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
- Share: