Dharma Guna Bengkulu Andil Edukasi SAD

Dharma Guna Bengkulu Andil Edukasi SAD

BENGKULU RU.ID - Sebanyak lima orang petugas sosial dari Balai Dharma Guna Bengkulu turut andil dalam memberikan edukasi kepada Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Jelutih Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi. Keikutsertaan tersebut merupakan tindaklanjut kunjungan Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Rismaharini beberapa waktu lalu. Kepala Sentra Dharma Guna Bengkulu, Masitotu Mulja mengatakan, Ibu Risma (sapaan akrab Mensos) mengunjungi SAD, Kamis (17/3) belum lama ini. \"Tindaklanjut dari kunjungan itulah akhirnya dikirim 15 petugas sosial untuk kembali ke sana dalam rangka penyaluran bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI,\" ungkap Masitotu, Rabu (23/3). Menurutnya, dari 15 orang itu, 5 diantaranya berasal dari Sentra Dharma Guna Bengkulu. Sisanya berasal dari Sentra Melati Jakarta, Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta, Sentra Budiperkasa Palembang dan Sentra Alyatama Jambi. \"Kita langsung diturunkan di tengah-tengah SAD Community Center Adat Terpencil (CCAT) desa setempat,\" terang Masitotu. Saat ini, lanjutnya, tim sudah kembali, karena diturunkan hanya selama empat hari sejak tanggal 19-22 Maret 2022. Dalam kurun waktu tersebut, tim memberikan edukasi kepada anak-anak SAD. Seperti cara mendirikan tenda, menjaga kesehatan, mandi dengan sabun, gosok gigi, memotong kuku, belajar berhitung, membaca, mewarnai, makan dan minum yang sehat. \"Tujuan utama kesana menyalurkan bantuan ATENSI berupa 230 unit tenda keluarga, 225 matras, 95 tenda gulung, 132 paket kesehatan dan hygiene kit, 8 unit paket elektronik dan paket sembako lengkap serta Layanan Dukungan Psikososial (LDP). Selama di sana, kita didampingi langsung WARSI serta masyarakat SAD,\" terang Masitotu. Sementara itu, Pengurus WARSI, Yohana mengatakan, mewakili SAD pihaknya mengapresiasi perhatian Ibu Risma. Apalagi sejumlah bantuan juga disalurkan. \"Kita meyakini bantuan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat SAD, yang selama ini masih tetap bertahap hidup di dalam ataupun pinggiran kawasan hutan,\" demikian Yohana. (tux

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: