Mukomuko Pecahkan Rekor Muri Memakai Batik Etnik Terbanyak
MUKOMUKO RU.ID - Kerja keras dari semua pihak, menbuahkan hasil. Pasalnya, Rabu (23/2) pagi, Kabupaten Mukomuko kembali meraih piagam Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada kegiatan memakai batik etnik Mukomuko terbanyak yang diikuti sekitar 3.971 orang anak dari lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada momen hari jadi ke 19 Kabupaten Mukomuko tahun 2022. Bahkan piagam Rekor MURI, sudah diserahkan langsung oleh Senior Manajer MURI, Triono kepada Bupati Mukomuko, Sapuan di Ruang Media Center Dinas Kominfo Mukomuko. \"Kenapa diberikan rekor dunia, karena dalam kegiatan ada hal diangkat budaya Indonesia yaitu batik,\" kata Senior Manager MURI, Triono. Pihak MURI sudah menyerahkan piagam penghargaan MURI mengenakan busana batik etnik oleh anak usia dini terbanyak. Piagam tersebut diserakan langsung kepada Bupati Sapuan dan disaksikan Wabup Wasri, Ketua DPRD Mukomuko, Ali Saftaini SE, Sekretaris Daerah (Sekda), Drs Yandaryat, Ketua TP PKK, T Nurliana Habszah, Asisten I Pemerintahan, Dr. Abdiyanto, Plt Kadis Kominfo, Iskameri, S.Pd dan forum koordinasi pimpinan daerah. Triono menjelaskan, terhadap kegiatan Indonesia agar diangkat budaya dan diharapkan kepada seluruh masyarakat di seluruh Indonesia agar mereka bangga dengan budaya sendiri yang menjadi identitas. Sebab dengan menampilkan budaya sendiri seperti batik ini, Indonesia menjadi terkenal ditingkat dunia. \"Kami berharap atas kemunculan batik Mukomuko ini menambah perbendaharaan dari khasanah Indonesia, terutama kekayaan kita dalam hal budaya, sehingga kami berikan rekor dunia,\" ujarnya. Terkait rekor ini bersifat \"superatip\" terbanyak karena melibatkan jumlah anak PAUD karena pandemi COVID-19 sehingga semua anak PAUD tidak bisa ikut dalam satu tempat sehingga dipisah ke beberapa tempat. “Namun hasil verifikasi, kami mendapatkan data dari kecamatan – kecamatan,” terangnya. Bupati Mukomuko, Sapuan mengatakan, apa yang dilakukan MURI pada hari ini untuk pecahkan rekor muri, tetapi justru menjadi rekor dunia. \"Kami Merasa bangga,langkah berikut bagaimana memulai membudayakan memakai pakaian batik di usia dini, tujuannya tidak lain tidak bukan mencintai produk lokal,\" ujarnya. Produk dalam negeri merupakan kearifan lokal batik etik Mukomuko dan harapan kedepan masyarakat sadar tentang produk lokal. \"Kita tidak gengsi, tidak malu ciri khas kita batik di daerah ini. Mayarakat mengenal batik,\" ungkapnya. Bupati berharap, semoga kedepan bagaimana mendidik warga Mukomuko membatik dan ini dilakukan Dinas Perindag, harapan jangka panjang bisa produksi sendiri walaupun tahap awal kerja sama batik diluar Kabupaten Mukomuko. “Untuk itu, di mulai dari awal, dicanangkan dari mulai anak usia dini memperkenalkan produk kepada orang dalam daerah dan kepada orang lain melalui rekor MURI,” pungkasnya. (rel)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: