Pemilu Vs Partisipasi Pemilih

Pemilu Vs Partisipasi Pemilih

ARGA MAKMUR RU.ID - Pandemi Covid-19 mengancam partisipasi pemilih pada pemilu dan pemilihan yang bakal dihelat 2024 mendatang. Sosialisasi massif, menjadi salah satu segmen penting dalam laju kerja-kerja tahapan yang sudah akan dimulai KPU tahun ini. Catatan positifnya, kontestasi Pilkada yang menempatkan KPU Bengkulu Utara (BU) bersamaan dengan pagebluk Covid-19, sebelumnya bisa dilalui dengan angka partisipasi mata pilih yang cukup maksimal. Torehan angka partisipasi nyaris 80 persen atau tepatnya 77,68 persen, bertengger di atas rata-rata nasional: 77,50 persen. Padahal, KPU BU, mesti berjibaku dengan fakta keberadaan calon tunggal yang sangat memungkinkan berpengaruh ke tingkat partisipasi masyarakat. Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia (Sosdiklih, Parmas dan SDM) KPU BU, Rama Diandri, S.IKom, waktu dibincangi Radar Utara, tak menyangkal akan ancaman di sektor partisipasi pemilih itu, lantaran pandemi Covid-19 yang belum menampakkan tanda-tanda hentinya. Meski begitu, lanjut dia, sektor-sektor yang menunjang sehingga torehan angka partisipatif penyelenggaraan pemilihan kepala daerah yang tersebar di 637 Tempat Pemungutan Suara (TPS) waktu itu, tetap akan menjadi jujugan sikap dan pemetaan kerja-kerja tahapan nantinya. \"Tentunya KPU tidak bekerja sendiri. Dukungan leading sector di daerah sangat berpengaruh, mulai dari pemerintah daerah, legislatif, TNI-Polri, Bawaslu, ormas, LSM dan masyarakat sampai dengan media massa menjadi bagian penting, sehingga informasi kepemiluan bisa tersampai dengan baik dan efektif di masyarakat,\" kata Andre, kemarin. Upaya-upaya massif, lanjut Andre, sapa akrabnya, diakuinya masih harus dilakukan lebih intens. Kerja penyelenggaraan tahapan pemilu dan pemilihan, masih sangat mungkin dihadapkan dengan kemelut pandemi Covid-19 yang menjadi persoalan daerah, nasional bahkan global, hingga nyaris melumpuhkan sendi-sendi ekonomi. KPU berupaya mendesain penyelenggaraan kontestasi yang harus lebih adaptif. \"Karena selain angka partisipatif yang menjadi tolok ukur kualitas kontestasi. Keselamatan penyelenggaraan kontestasi, baik untuk penyelenggara dan pihak terkait sampai dengan mata pilih, juga menjadi satu hal yang sangat penting,\" pungkasnya. (bep)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: