60 Persen Jalan di Enggano Rusak Parah

60 Persen Jalan di Enggano Rusak Parah

BENGKULU RU.ID - Jalan poros yang menghubungkan enam desa di Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara dengan panjang total sekitar 32 kilo meter (KM), 60 persen diantaranya mengalami kerusakan yang sangat parah. Demikian disampaikan Camat Enggano, Susanto, S.Pd. Menurutnya, jalan poros itu juga menghubungkan Bandar Udara (Bandara) Enggano, pelabuhan Malakoni dan Kahyapu. \"Kerusakan jalan poros enam desa itu teridentifikasi 4 ruas jalan putus, dan 79 titik lainnya berlobang. Bahkan jalan sepanjang 8 KM yang pernah dibangun Pemerintah Daerah (Pemda) dari Desa Kahyapu-Kaana, lebih dari 60 persen diantaranya juga sudah mengalami kerusakan yang sangat parah karena hampir tidak bisa dilalui lagi,\" ungkap Susanto. Ia menerangkan, kerusakan jalan poros yang dimaksud sangat terasa ketika Pulau Enggano tengah dilanda hujan. Dimana aksesibilitas kendaraan terhambat, dan secara otomatis aktifitas wargapun terganggu. Kalau jalan poros yang menghubungkan Desa Malakoni-Kaana belum pernah dibangun sama sekali. Bahkan pada saat kondisi cuaca baik, hanya roda dua yang bisa lewat. \"Sementara roda empat kalau tidak bermuatan, bisa lewat tapi sangat sulit. Sedangkan yang bermuatan hampir tidak bisa lewat. Begitu juga kondisi infrastruktur jembatan pada ruas jalan poros itu, sebagian besar juga mengalami kerusakan. Padahal ruas jalan itu satu-satunya urat nadi perekonomian masyarakat di Pulau Enggano ini,\" kata Susanto. Tak jauh berbeda juga disampaikan Ketua Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) Kecamatan Enggano, Redy Heloman Kaitora, S.Sos. Ia menambahkan, selama ini untuk memperbaiki jalan ataupun jembatan yang rusak, warga harus gotong royong. Namun sampai kapan ini harus dilakukan, karena perbaikan dari hasil gotong royong itu sangat sulit bisa bertahan lama. \"Makanya kita berharap Pemda dapat memperbaiki ruas jalan poros dan jembatan di Pulau Enggano ini. Kondisi ruas jalan di Pulau Enggano sudah sangat memprihatinkan, sejauh ini sudah berapa kali kendaraan bermuatan yang mengangkut komoditi pertanian dan perkebunan warga terbalik. Kalau sudah seperti itu, tentu saja warga yang rugi,\" singkat Redy. (tux)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: